Anton memelukku sambil berkata, "Dasar bodoh, hubungan kita lebih dari sekedar pasien dan dokter. Kamu juga pacarku, jadi wajar kalau kita bersama. Aku nggak pernah memberimu catatan medis."Aku terdiam, sementara Anton tertawa, "Aku nggak akan melakukan hal semacam itu dengan pasien. Karena aku menyukaimu, itu sebabnya aku akan melakukan itu.""Sudah, semuanya akan baik-baik saja."Aroma maskulin pria menyelimutiku. Aku perlahan-lahan menjadi tenang, sementara jejak air mata perlahan-lahan menghilang.Anton mengikutiku ke sekolah. Aku merasa sedikit khawatir pada awalnya, tetapi melihat penjaga keamanan tidak menghentikannya, aku merasa tidak perlu takut lagi.Dia memegang tanganku di sepanjang jalan. Teman-teman sekelas menunjukkan wajah yang berbeda-beda. Ketika kami bertemu dengan seorang guru, aku segera menundukkan kepala, ingin menarik Anton pergi.Tanpa diduga, dia malah menarikku dengan paksa, lalu berkata, "Ayah."Pak Doni mengangguk. "Christy, kalau dia menindasmu di masa de
Read more