Lorong rumah sakit terasa semakin sunyi, hanya suara pendingin ruangan yang berdengung tipis. Lampu neon putih memantul di lantai mengilap. Runa masih terisak dalam dekapan Darrel. Wajahnya tertutup dada bidang pria itu, jemarinya mencengkram jas hitamnya erat, seakan jika ia melepaskan, tubuhnya akan runtuh. Darrel menundukkan wajah, menempelkan dagu ke puncak kepala Runa. Napasnya dalam, berat, menahan sesuatu di dadanya. Telapak tangannya bergerak pelan, mengusap rambut Runa berulang kali, mencoba menenangkan, meski getar di tangannya sendiri tak bisa ia sembunyikan.Sementara itu suara sol sepatu menghentak lorong dengan cepat. Kian muncul dengan raut wajah tegang. Kemejanya kusut, lengan digulung seadanya, dan keringat membasahi pelipisnya. Napasnya terengah, seperti baru saja berlari tanpa berhenti. Namun saat matanya langsung menangkap pemandangan di depannya, langkahnya terhenti seketika.Rahangnya mengeras, otot pipi menegang, tangannya terkepal di sisi tubuh. Tatapannya me
Last Updated : 2025-09-27 Read more