Tabitha sedang becermin, merapikan lipstiknya yang sudah luntur akibat ciuman pria itu. Di lehernya, kini tergantung kalung berlian dengan motif rumit dan dua bekas ciuman.Begitu melihatku, dia menoleh dengan ceria. Senyumannya secerah kilauan kalung di lehernya."Kak Yuri! Eh, kamu nggak keberatan aku duduk di kursi depan, 'kan?"Tanpa menghiraukannya sedikit pun, aku langsung berjalan ke kursi belakang dan duduk santai di sana."Alamatnya nggak perlu aku kasih tahu lagi, 'kan? Sudah ada di GPS."Semua gerakanku begitu alami, membuat mereka berdua langsung turun derajat. Dari pasangan mesra menjadi sopir dan pembantu.Wajah Fred langsung menjadi suram. Dia menghela napas dengan kesal.Dalam perjalanan, Tabitha tiba-tiba menjerit pelan, "Ah!"Tangannya memegang kondom bekas pakai. Dengan suara nyaring yang pura-pura polos, dia pun berkata, "Ya ampun, Kak Fred, ini yang terakhir kali itu, 'kan? Aduh ... aku jadi malu banget ...."Usai berbicara, tubuhnya langsung lemas seperti tak bert
Read more