Share

Cinta Pertama Sumber Penderitaanku
Cinta Pertama Sumber Penderitaanku
Author: Vridas

Bab 1

Author: Vridas
Di kehidupan lampau, aku menikah dengan cinta masa kecilku dan menjadi istri Fred, Nyonya Keluarga Adwel, yang membuat orang-orang iri.

Semua orang mengatakan hubungan kami sempurna dan dia mencintaiku lebih dari apa pun. Namun, di kehidupan ini, saat ayahku menyuruhku memilih pasangan hidup, aku tanpa ragu memberikan jawaban.

Aku memilih kakak dari cinta masa kecilku, Zico. Tak disangka, saat melihatku memakai cincin pemberian kakaknya, Fred tiba-tiba menggila.

....

"Fred, cinta masa kecilmu datang lagi!"

Sahabat Fred melihatku di pesta ulang tahunnya dan langsung menunjukkan ekspresi riang.

Beberapa orang berteriak ke arahku dengan lantang.

"Hei, kamu sudah ngejar Fred selama lebih dari sepuluh tahun. Cinta mati sama dia ya?"

"Aku dengar bahkan wallpaper komputermu itu foto Fred!"

"Bahkan nama-nama bakteri di labmu kamu kasih nama dari nama Fred ya?"

Begitu kalimat itu dilontarkan, teman-teman di sekitar langsung tertawa terbahak-bahak.

Fred mengisap sebatang rokok. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi kesal. Sementara itu, Tabitha yang duduk di sebelahnya tampak pucat pasi.

Aku tidak menjawab, hanya menunduk dan melihat pesan dari ayahku.

[ Sudah disepakati. Begitu dia pulang ke negara ini, langsung ambil akta nikah. ]

Aku segera membalas dengan satu kata.

[ Oke. ]

Tak kusangka, pria dari Keluarga Adwel yang katanya paling dingin itu, ternyata akan menyetujui perjodohan ini dengan begitu mudah.

Fred mengembuskan asap rokok ke wajahku, ekspresinya penuh ketidaksabaran.

"Apa perlu sampai segitunya, Yuri? Sampai bikin semua orang tahu cuma buat maksa aku nikahin kamu? Tsk, sesuka itu kamu sama aku?"

Melihat wajahnya yang tampan, puas diri, tetapi juga tak berdaya. aku malah merasa lucu. Aku menanggapinya dengan tenang, "Kata siapa aku mau sama kamu? Aku bakal ganti cowok sebentar lagi."

"Heh, pura-pura jual mahal!"

Orang-orang di sekitar semakin ramai menggoda.

"Cium! Cium!"

Fred tertawa kesal, tiba-tiba berdiri dan mencengkeram daguku. Dia memaksaku mendongak dan wajahnya sangat dekat denganku.

Tatapan meremehkan itu seakan-akan sudah pasti akan mendapatkan apa yang dia mau. Namun, dia memang tampan. Saat menyipit, penampilannya pun terlihat sangat nakal.

"Kerjaanmu setiap hari cuma di lab kayak orang tolol. Cuma aku yang masih mau sama kamu." Dia kembali mengembuskan asap, lalu mendekat ke telingaku dan sengaja meniup angin ke area sensitif itu.

Kalau ini di kehidupan sebelumnya, mungkin aku sudah gemetar karena senang dia sedekat ini denganku. Namun sekarang, aku hanya merasa tak berdaya.

Fred menyipitkan mata, mendekat lagi. Suaranya pelan dan dalam. "Aku bisa ambil akta nikah sama kamu, bahkan tidur bareng. Tapi, nggak akan ada pesta nikah. Sumpah dan janji nikah cuma buat perempuan yang benar-benar kucintai."

Sebelum sempat menyiramkan air ke wajahnya, aku sontak terkejut. Di kehidupan sebelumnya, tidak ada adegan seperti ini. Apa dia juga bereinkarnasi?

Aku belum sempat bertanya. Tabitha melihat Fred mencengkeram daguku dan jarak kami berdua begitu dekat. Tiba-tiba, air matanya menetes.

"Kak Fred ... aku sudah dengar ... kalian akan segera menikah ...."

Tabitha hanya memakai riasan tipis. Saat menangis seperti itu, dia benar-benar terlihat menyedihkan. Dia mengentakkan kaki dan langsung berlari pergi.

Fred melotot padaku dengan marah. "Kamu tunggu di sini!" Kemudian, dia buru-buru mengejar.

Aku tidak menunggunya. Saat hendak pergi, aku melihat dia menyudutkan Tabitha di sebuah tikungan.

Dia mencium bibir Tabitha dengan penuh nafsu, bahkan tangannya meremas tubuh perempuan itu. Tabitha yang lemah lembut sepenuhnya luluh di pelukannya, tidak bisa melawan.

Namun, kakinya melingkar erat di tubuh pria itu dan napasnya berat. "Kak Fred ... aku nggak bisa hidup tanpa kamu ...."

Mendengar suara lembut itu, tatapan Fred menjadi lebih gelap. Tangannya memeluk erat pinggang ramping perempuan itu. "Kamu ini memang penggoda!"

Tabitha meringis menahan sakit. "Aku menginginkanmu ...."

Fred mendongak. Tepat saat itu, dia melihatku. Kalau ini kehidupan sebelumnya, pasti aku sudah maju dan menampar perempuan itu.

Dia buru-buru menyembunyikan Tabitha di belakangnya. Suaranya dingin, tetapi wajahnya sedikit emosional. "Bukannya kubilang tunggu aku?"

Setelah aku tidak bereaksi untuk waktu lama, Fred menjadi kikuk. Dia menggaruk hidungnya dan bergumam, "Ternyata kamu pengertian juga. Ya sudah, kuantar pulang."

Begitu sampai di mobil Porsche edisi terbatas miliknya, aku baru sadar kursi penumpang depan sudah diisi oleh Tabitha.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 8

    Dalam sekejap, mata Zico seolah-olah tenggelam sepenuhnya ke dalam kegelapan. Emosinya yang kuat seperti ditelan oleh jurang tanpa dasar."Kamu nggak apa-apa? Kenapa nangis? Apa yang sakit?"Dia panik sampai berkeringat, memeriksa tubuhku dari atas sampai bawah dengan cermat. Namun, di mataku hanya terlihat lengannya yang terkelupas karena terbakar dan kulitnya yang melepuh akibat cairan korosif.Air mataku langsung mengalir deras.Dua tahun kemudian, Fred keluar dari penjara dan Keluarga Adwel langsung mengirimnya ke luar negeri di malam yang sama. Sejak itu, dia benar-benar lenyap dari lingkaran sosial kota ini.Di kehidupan ini, dia tidak akan pernah berkesempatan mengonsumsi obat hasil penelitianku dan juga tidak akan pernah memiliki keturunan.Katanya selama dipenjara dua tahun, Fred kehilangan banyak berat badan. Karena sikapnya yang sombong dan kasar, dia sering dipukul dan dididik oleh para napi senior.Sementara itu, Zico memindahkan kariernya ke dalam negeri. Dia mendirikan k

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 7

    Zico bersandar di ambang pintu dengan tangan menyilang di dada, entah sudah diam-diam memperhatikanku berapa lama.Saat aku berhenti bekerja dan sadar akan kehadirannya, aku merasa agak canggung. "Sejak kapan kamu di situ? Kenapa nggak panggil aku?"Aku terpikat sama ekspresi seriusmu. Rasanya nggak tega ganggu."Wajahnya saat diam bisa terlihat galak, tetapi begitu tersenyum, seperti salju musim dingin yang mencair.Zico selalu bisa membuat wajahku memerah hanya dengan beberapa kalimat manis yang diucapkan dengan serius.Aku sedang mengenakan jas laboratorium putih, rambutku acak-acakan, bahkan tak pakai riasan. Namun, dia malah menatapku selama itu?Sudut bibirnya terangkat lebih tinggi, seolah-olah dia bisa membaca isi pikiranku. Kemudian, dia bergumam, "Hmm, cantik."Wajahku langsung terasa semakin panas. Saat keluar, aku melihat kotak bekal di atas meja laboratorium. Aku langsung menatapnya dengan kaget. "Kamu yang bawa ini?"Dia menyusul keluar di belakangku, menutup pintu isolas

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 6

    Aku terdorong cukup keras hingga hampir terjatuh. Begitu berdiri tegak, aku melihat Tabitha yang datang dengan tergesa-gesa.Berbanding terbalik dengan gaun putihnya yang tampak suci, wajahnya malah dipenuhi kegilaan yang histeris."Apa hakmu merebut cowok dariku? Di kehidupan lalu aku kalah darimu, masa di kehidupan ini aku harus kalah lagi? Kamu godain Kak Fred ya?"Matanya merah membara. Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Namun, tamparan itu justru mendarat keras di wajah Fred, pria yang katanya paling dia cintai.Plak! Di wajah tampan dan putih Fred, langsung muncul bekas lima jari yang begitu jelas dan lucu.Fred menyipitkan mata, menangkap pergelangan tangan Tabitha dengan kuat. "Siapa yang suruh kamu ganggu Yuri?"Tabitha meneteskan air mata, tak percaya. "Kak Fred?""Minggir!" Fred mengempaskan tangannya dan berjalan cepat ke arahku.Tabitha mencoba mengejar, tetapi tersandung dan jatuh terguling dari tangga. Suasana langsung membeku. Bahkan pemain biola pun mematung, lupa

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 5

    Mendengar ucapanku, mata Fred tiba-tiba memerah, seperti baru mengalami penderitaan dunia yang paling besar."Kamu bohong. Di kehidupan sebelumnya, kamu bahkan rela mati demi aku ...." Dia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam. Giginya nyaris bergemeletuk."Begini saja, aku juga akan adakan acara pertunangan denganmu! Puas, 'kan? Aku bisa umumkan pernikahan kita ke seluruh dunia, sekarang kamu puas ya? Ayo, ngomong sesuatu!"Aku tertawa saking kesalnya. Sebelum sempat menjawab, tiba-tiba dia menciumku secara paksa. Bau alkohol langsung memenuhi hidungku, membuat perutku kram dan rasa mual menyerang seketika.Detik berikutnya, pandanganku kosong. Fred sudah diangkat oleh seseorang dari belakang. Dia seperti monyet yang diangkat, lalu dibanting keras ke lantai. Setelan mahalnya meluncur di lantai marmer yang mengilap. Dia terhempas sampai menabrak tembok."Siapa yang kasih kamu izin sentuh tunanganku?" Suara Zico tenang, tetapi berbahaya, membuat Fred langsung bergidik.Meskipun dem

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 4

    Sejak kecil, Zico adalah anak emas Keluarga Adwel. Saat Fred masih berkutat mengejar gelar kuliahnya, Zico sudah mendirikan firma hukumnya sendiri di luar negeri. Jaringannya di kota ini sangat luas. Bisnis Keluarga Adwel bisa sebesar ini tak terlepas dari bantuannya.Di kehidupan sebelumnya, selain saat pernikahan, aku hanya pernah melihatnya sekali. Setahuku sampai aku meninggal pun, dia belum pernah menikah.Begitu Zico muncul, bahkan ayahnya pun tersenyum lebar. Semua perhatian langsung tertuju padanya, sementara pandangannya langsung terkunci padaku.Suara baritonnya terdengar dalam dan ramah. "Maaf sudah membuat kalian menunggu lama."Kalimat itu jelas ditujukan ke semua orang, tetapi entah kenapa tenggorokanku langsung terasa kering.Fred tertawa. "Nggak lama kok." Namun, dia langsung disikut ayahnya."Nggak tahu sopan santun! Kakakmu sudah datang, tapi kamu masih duduk di situ. Geser!" tegur ayahnya.Dia pun refleks menyingkir. Kemudian, saat melihat Zico duduk di kursi utama d

  • Cinta Pertama Sumber Penderitaanku   Bab 3

    Tak kusangka, alarm kamera pengawas di laboratorium berbunyi nyaring.Tak lama kemudian, Tabitha mengunggah story baru.[ Tesis S2 hampir selesai! Penelitian obat baru bersinar terang! ]Dalam foto itu, dia mengenakan jas lab, riasannya sempurna. Dia bahkan tak memakai masker, berpose di samping mikroskop. Di tangannya adalah buku data eksperimen milikku ....Alarm laboratorium masih terus berbunyi. Dalam rekaman CCTV, mereka berdua sedang menempel erat di atas meja.Tabitha duduk di pangkuan Fred, matanya sayu, bibir sedikit terbuka, tubuhnya naik turun perlahan. Jas lab putih milikku yang selama ini kujaga dengan baik pun tergeletak di lantai, bahkan kancingnya lepas karena dirobek.Meskipun aku sudah lama tahu Fred tidak mencintaiku, melihat kerja keras bertahun-tahun diinjak-injak seperti ini, tetap membuatku tak sekuat yang kubayangkan.Aku menghapus air mata di pipi dengan punggung tangan, lalu menerobos masuk ke laboratorium.Fred dan Tabitha sedang tenggelam dalam ciuman di ata

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status