Jasper menggeleng pelan. "Bu, tadi waktu aku menyeberang jalan, aku nggak sengaja tertabrak. Aku kaget sekali, makanya aku langsung telepon Ibu. Tapi, orang yang nabrak itu baik, kok. Dia kasih aku empat juta untuk periksa ke dokter. Karena aku merasa nggak kenapa-kenapa, jadi aku biarkan dia pergi."Mendengar penjelasan Jasper, hatiku akhirnya tenang. Di saat bersamaan, aku kembali bertanya-tanya, anak sejujur dan sepolos ini, bagaimana mungkin dia bisa berbohong padaku? Bagaimana mungkin ... dia benar-benar menyukai sesama jenis?Meski hatiku masih diliputi keraguan, melihat dia baru saja mengalami kejadian seperti ini, aku memutuskan untuk menunda pembicaraan. Tunggu sampai kami pulang, baru aku akan tanyakan semuanya dengan jelas.Memang benar tangan Marven tidak terluka, tapi bagaimanapun juga dia adalah anak dari sahabatku. Sahabatku juga masih berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Mau tak mau, aku harus membiarkan Marven ikut pulang ke rumah bersama kami.Pikiranku benar-b
Baca selengkapnya