Short
Gairah Anak Sahabatku

Gairah Anak Sahabatku

By:  BintangCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Bi Ellie, kalau kamu nggak mau beri tahu pihak kampus soal putramu, sebaiknya kamu menurut." Teman sekelas putraku di universitas memeluk pinggangku dan memaksa ingin mengangkat rokku. Aku terus meronta, tapi entah kenapa di dalam hatiku justru timbul gelora yang membara ....

View More

Chapter 1

Bab 1

Saat aku membungkukkan badan untuk membereskan peralatan makan di atas meja teh, tiba-tiba aku merasakan sebuah tatapan yang membara sedang memelototiku. Ini adalah insting dari seorang wanita dewasa.

Benar saja, dari sudut mataku, aku menangkap sosok putra sahabatku, Marven, yang berdiri tidak jauh dariku. Lengannya masih dibalut perban dan sepasang matanya menatap ke arah belakang tubuhku.

Entah bagaimana ceritanya, putraku dan Marven terlibat perkelahian kemarin. Akibatnya, tangan Marven terluka cukup parah.

Kebetulan, saat ini sahabatku sedang dinas ke luar kota. Jadi, aku pun berinisiatif membawa Marven pulang untuk merawatnya.

Saat ini aku sedang mengenakan sebuah rok. Lekuk tubuhku yang montok, samar-samar terlihat dari balik rok piamaku dan memancarkan karisma wanita dewasa yang khusus.

Tatapan Marven seolah-olah hendak menelanku hidup-hidup, membuat wajahku seketika merona. Gerakanku yang sedang membereskan peralatan makan pun sontak terhenti.

Kenapa bocah berengsek ini menatapku seperti itu?

Setelah hidup lajang cukup lama, ditatap seperti itu membuat hatiku tak kuasa tergelitik. Meskipun, aku tahu yang melihatku itu adalah teman sekelas dari putraku.

Aku menggelengkan kepala dengan panik dan hendak berdiri. Namun, entah mengapa tubuhku tiba-tiba terasa lemas. Di saat aku hampir saja terjatuh ....

"Bi Ellie, kamu baik-baik saja?"

Sesaat kemudian, bokongku yang sintal, tiba-tiba ditopang oleh sebuah tangan besar. Marven melangkah cepat dan menopangku dari belakang. Entah itu hanya perasaanku saja atau bukan, tapi tangan itu seolah sempat meremas dengan pelan.

Tubuhku langsung bergetar hebat. Sensasi hangat dan menggelitik, menjalar dari titik itu hingga ke seluruh tubuh.

"Ba ... baik-baik saja, kok."

Begitu teringat pikiran tidak senonoh yang sempat melintas di benakku barusan, wajahku langsung memerah karena malu.

Tangan Marven masih menempel di belakang tubuhku dan dada bidangnya sudah hampir menyentuhku. "Bi Ellie, punyamu besar sekali. Aku hampir nggak bisa menopangnya."

Embusan napas hangatnya mengenai pipiku, membuat wajahku semakin panas. Namun, tangannya belum juga berpindah dari posisinya.

Tubuhku mulai bergetar hebat. Lantaran takut dia menyadarinya, aku pun buru-buru memarahinya, "Taruh di mana tanganmu ini! Cepat singkirkan!"

Marven menarik kembali tangannya dengan perlahan, tetapi sorot matanya menatapku penuh makna. "Aku kira Bi Ellie malah menikmati tadi ... soalnya badannya sampai ikut gemetar."

Bocah ini ternyata benar-benar menyadarinya. Aku semakin malu, sehingga buru-buru melarikan diri ke dapur.

Namaku Ellie, seorang ibu yang ikut pindah demi menemani anak kuliah di kota ini. Demi masa depan anak, aku rela mengeluarkan biaya besar agar dia bisa masuk universitas impian.

Karena hal ini, aku dan suamiku sempat bertengkar hebat dan sekarang kami sedang dalam masa tenang menjelang perceraian. Di sini, aku bertemu Tabita, sesama ibu yang juga mendampingi anaknya kuliah. Kami cepat akrab dan menjadi sahabat baik.

Setelah bercerai, aku hidup seorang diri. Hanya mainan dingin yang menemani setiap malamku yang kesepian. Tadi ketika Marven tiba-tiba menyentuhku dengan tangan besarnya yang hangat, tubuhku refleks bereaksi. Bahkan, aku merasa celana dalamku sedikit lembap.

Aku meletakkan piring dan sendok di samping, lalu buru-buru membasuh wajahku untuk berusaha menenangkan diri.

Bagaimanapun juga, dia adalah teman sekelas anakku dan aku juga bersahabat dengan ibunya. Aku tidak boleh menyimpan niat buruk.

"Bi Ellie, masakanmu enak sekali. Seandainya saja bisa makan masakanmu setiap hari."

Entah sejak kapan, Marven sudah berdiri di ambang pintu dapur.

Aku terkejut dan spontan menoleh. Ternyata dia sedang menatap bagian dadaku dan jakunnya tampak bergerak naik turun. Tatapan matanya terasa panas, seolah ingin membakar tubuhku.

Aku pun ikut melirik ke bawah dan baru sadar, saat membasuh wajah tadi, airnya menyiprat hingga ke bagian leher bajuku. Kain tipis itu kini menempel di kulit, membuat lekuk tubuhku terlihat semakin jelas.

Wajahku yang baru saja tenang, langsung memerah kembali. Dengan rasa malu yang memuncak, aku buru-buru membalikkan badan.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status