Beberapa hari telah berlalu sejak Darian sadar.Lukanya mulai mengering, lebam di wajahnya memudar. Namun, sesuatu di matanya tetap tak sama. Ada ketenangan baru di sana. Tenang yang bukan berarti lega, melainkan pasrah.Pagi itu, Darian sedang duduk bersandar di tempat tidur, sambil menatap keluar jendela ketika pintu diketuk.TOK! TOK!Pintu terbuka pelan.Sosok yang muncul membuat dadanya refleks menghangat. Tavira.Ia masuk bersama Karan. Tavira membawa buah potong dan termos kecil berisi sup. Rambutnya diikat sederhana, wajahnya tanpa riasan, tapi tatapan matanya masih sama seperti dulu. Teduh, lembut, dan terlalu jujur untuk disembunyikan.“Selamat pagi, Darian!” ujar Tavira pelan, mencoba tersenyum. “Apa aku nggak mengganggu waktu pagimu?”Darian membalas senyum itu, meski ada getir samar di ujung bibirnya.“Tentu saja enggak. Terima kasih kamu mau datang.”“Tentu saja aku harus datang,” sahut Tavira, menat
最終更新日 : 2025-11-03 続きを読む