Sudah lebih dari seminggu sejak Tavira terakhir kali melihat Darian di rumah sakit.Hari-hari yang awalnya penuh tangis, kini perlahan mulai berganti dengan keheningan yang lebih bisa ditanggung.Karan tidak pernah memaksa Tavira untuk cepat melupakan. Ia hanya hadir, membiarkan Tavira sembuh dengan caranya sendiri.Setiap pagi, ia datang ke apartemen membawa sarapan sederhana. Kadang bubur ayam hangat, kadang roti panggang dengan kopi yang aromanya memenuhi ruang kecil itu.Tavira yang dulu hanya menatap kosong ke luar jendela, kini mulai bisa menatap meja makan tanpa sesak.“Kalau kamu terus diam, buburnya keburu dingin, lho,” goda Karan suatu pagi.Tavira menoleh, tersenyum tipis.“Kamu ini seperti alarm makan, ya.”“Daripada kamu lupa makan terus.”“Enggak lupa,” balas Tavira, pura-pura cemberut.“Oh iya? Kalau aku enggak datang, kamu pasti cuma minum air putih seharian.”Tavira terkekeh pelan. “Kok kam
Last Updated : 2025-11-04 Read more