Jam ke-1Aku duduk di kursi plastik di luar ICU, menatap pintu tertutup di mana Bayu terbaring di dalam. Monitor jantungnya terdengar dari luar—bunyi bip yang teratur tapi lemah. Setiap bunyi terasa seperti detik yang berharga, seperti waktu yang dipinjam dari kematian.Lita tertidur di pangkuanku dengan wajah yang basah oleh air mata. Dia menangis dalam tidur—tersentak-sentak, bergumam kata-kata yang tidak jelas. Aku terus mengusap rambutnya, berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja, meski aku sendiri tidak yakin.Arjuna duduk di sebelahku dengan kepala bersandar ke dinding, mata tertutup tapi tidak tidur. Nyonya Surya duduk di kursi seberang, memegang tongkatnya dengan erat, menatap kosong ke lantai—sepertinya dia sedang berdoa dalam hati.Pak Wibowo hilir mudik dengan ponsel di telinga, berbicara dengan berbagai pihak—polisi, KPK, dokter—mengatur keamanan, mengatur strategi, mengatur segalanya supaya kami tetap hidup."Rani," panggil Arjuna tanpa membuka mata. "Kamu harus istira
Last Updated : 2025-12-01 Read more