“Di-dinda mengerti, ka-kanda! Ah! Lebih cepat! Emmm, ti-tidak, aaah. Cepat kanda, ah!” Anantari meracau tidak karuan, membuat Lintang semakin bersemangat.Energi Lintang dan Anantari bercampur menjadi satu, membentuk pusaran raksasa di atas langit dunia tempat mereka bertarung.Semakin lama, pusaran tersebut terus membesar seiring jeritan lirih Anantari yang semakin intens terdengar.Sempai ketika tiba pada puncak pertarungan, pusaran energi raksasa tadi seketika menjelma menjadi ledakan, membuat dunia tempat mereka bertarung mengalami kehancuran.Sementara Lintang dan Anantari berteriak secara bersamaan, tongkat pusaka Lintang menghujam sangat dalam, membuat Anantari melengking terkejang-kejang.Kemudian baik tebing mau pun tongkat pusaka, keduanya sama-sama berkedut berlumuran cairan.Anantari memeluk tubuh Lintang sangat erat, sampai terdengar keretak tulang dibeberapa tempat.Sedangkan Lintang meremas kedua gunung indah dengan sangat kencang, hingga Anantari terpaksa harus menggig
Last Updated : 2025-11-04 Read more