Share

Bab 648

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-05 20:40:25

Selagi Lintang menghabiskan waktu bersama Anantari, Arga dan Bawana terpaksa menggantikan Lintang memimpin pertemuan para pembesar.

Dengan keluasan pengetahuan milik Arga mengenai perang, akhirnya para pembesar dibagi menjadi beberapa kelompok.

Namun sebelum itu, Arga terlebih dahulu menggali berbagai informasi terkait kekuatan musuh dari para telik sandi kerajaan agar dia bisa memperkirakan serta menempatkan pasukan sesuai batasan kemampuan mereka.

Selepas itu, Arga kembali merekontruksi rencana yang sudah disempurnakan oleh Bawana guna mencari titik kelemahan pihaknya sebelum disadari oleh musuh.

Ternyata, dari sana Arga menemukan bahwa siasat perang yang dirancang oleh Lintang dan Bawana terdapat banyak kelemahan sehingga dirinya terpaksa merombak ulang.

Salah satu kelemahan yang paling patal adalah terletak pada gambaran medan yang mana Bawana dan Lintang menitik beratkan perang di wilayah istana lawan. Padahal menurut Arga, bisa saja musuh mencegat mereka di perjalanan.

Terlebih
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1069

    Hari berganti sudah tidak terhitung lagi akibat malam yang terus berjalan panjang.Dengan menggunakan jurus tapak petapa naga dan ilmu pengendalian darah, Lintang berhasil membunuh 4000 monster bertanduk empat.Tidak ada pertarungan yang mudah di sana, dimana ukuran tubuh lawan terlalu besar untuk dihadapi dengan jurus sederhana.Bahkan ilmu pengendalian darah milik Lintang sekali pun hanya mampu mengekang dua monster secara bersamaan. Sedangkan jika ingin membunuh mereka, Lintang akan menggunakan jurus tapak naga.Beruntung dengan kecepatan Gama, Lintang bisa membereskan mereka karena jika tidak, maka waktu itu panglima Roroa akan gugur di tangan monster bertanduk 6.Panglima Roroa sudah terdesak, di tubuhnya terdapat begitu banyak luka yang menganga.Dia terus mundur menghindari serangan, sedangkan monster-monster lain terus berdatangan.Namun sesaat sebelum beberapa monster mengakhiri nyawanya, Lintang tiba-tiba muncul menangkis serangan mereka.Selanjutnya, Lintang memberikan bebe

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1068

    4000 larik energi bertekanan tinggi menderu, menyeruak menuju tempat Lintang.Jika orang lain, mungkin dia akan putus asa karena tidak mungkin bisa lepas dari serangan sebanyak itu.Terlebih serangan tersebut merupakan serangan tingkat tinggi yang berasal dari para monster maha sakti.Siapa pun tentu akan tewas dalam hitungan kedipan mata, bahkan mereka tidak akan pernah sempat bergerak walau hanya jari telunjuknya saja. Dimana pada serangan para monster bertanduk 4 terdapat energi yang dapat menekan lawan.Namun Lintang berbeda, ia sudah memprediksi apa yang akan dilakukan lawan. Selain itu, Lintang juga merupakan kesatria cerdas yang telah melewati berbagai perang dan pertempuran.Pengalaman Lintang dalam menghadapi situasi sulit tidak diragukan lagi. Tidak peduli sebanyak apa pun serangan itu datang, Lintang tetap terlihat tenang.“Sudah kuduga kalian akan melakukan serangan gabungan, baiklah!” Lintang menyeringai lebar.Selanjutnya, Lintang membaca mantera aneh yang entah apa, yan

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1067

    Aura unik milik Limo menyebar, menyeruak ke segala arah, membuat Lintang tersenyum lebar saat merasakannya.“Si gendut itu sudah kembali. Dia berhasil menguasai jurus baru dalam waktu yang sangat singkat. Baguslah!” gumam Lintang memuji pencapaian Limo.Bersamaan dengan itu, terjadi ledakan maha dahsyat di sekitar Lintang yang menandakan bahwa segel pelindung para kesatria Agartha sudah hancur seutuhnya.Sehingga setelah bergumam, senyum di bibir Lintang seketika lenyap berganti tatapan serius.Lintang segera membagikan pil yang dia ciptakan kepada seluruh kesatria Agartha, membuat setiap luka yang mereka derita mulai mengalami pemulihan.Tidak membutuhkan waktu lama, kini semua kesatria Agartha sudah kembali pulih seperti sedia kala.Mereka berdiri gagah di belakang Lintang menanti kedatangan gerombolan lawan.Tidak lama dari itu, perang antara pasukan monster dan kesatria pun kembali terjadi.Namun bedanya, kali ini para kesatria sudah jauh lebih matang. Bahkan mereka kini menggunak

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1066

    Di atas langit, Lintang tersenyum menyaksikan pertarungan panglima Roroa.Ternyata sedari tadi, dia melihat perkembangan yang dicapai oleh panglima bangsa Agartha tersebut.“Sudah kuduga, baiklah!” Lintang menarik napas panjang, kemudian melanjutkan laju terbangnya menuju tempat pertempuran para kesatria.Di sana terdapat 60.000 kesatria Agartha yang masih bertahan. Sedangkan sisanya sudah gugur berserakan.Para tetua sepuh yang tadi terkapar saat ini sedang diamankan oleh para Pangaji Wana.Mereka berkumpul di tempat persembunyian bersama para penduduk.Wush! Jleg!Lintang mendarat mulus di tengah pertempuran para kesatria, menciptakan gelombang energi dahsyat yang menghempaskan ratusan ribu monster bertanduk satu secara bersamaan.“Tu-tuan Lintang,” para kesatria Agartha amat senang dengan kehadiran Lintang.Kondisi mereka sudah tidak lagi bugar, darah mengucur di mana-mana, bahkan ada beberapa kesatria yang kehilangan salah satu tangan mereka.“Mundur kebelakangku!” seru Lintang.“

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1065

    Lintang melesat menggunakan kecepatan sayap Garuda, sedangkan panglima Roroa mulai berubah wujud menjadi raksasa setinggi 2000 meter.Tombak dan tubuh panglima Roroa memancarkan cahaya ungu terang, membuat beberapa monster humanoid mundur menjauh. Akan tetapi para monster bertanduk enam tetap berdiri tegak menunggu ke datangan mereka.Sayap Garuda milik Lintang dikibaskan, menciptakan badai angin kencang yang amat sangat besar.Bedai tersebut menerjang para monster bertanduk energi, membuat mereka terpundur sejauh beberapa langkah.Setelah itu, suara alunan simponi indah mulai terdengar, menarik perhatian semua orang.Terutama salah satu monster humanoid bertanduk enam.Dia mematung kaku seperti tengah dikekang oleh sesuatu. Namun tidak ada satu pun monster yang mampu melihat entah apa yang sedang mengekangnya.♪♫♪♪♪♪♪♫Ⱡ♪♪♪♪♪ⱡ♪♪♪♪♪Alunan nada dari seruling surga yang dimainkan Lintang mendayu-dayu, melenakan siapa pun yang mendengarnya.Bahkan panglima Roroa sempat berhenti, menarik

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1064

    “Kalian boleh saja sakti, tetapi di dalam segel pusaran angin hitam, akulah yang memegang kendali,” ucap panatua Biwangga.Setelah itu secara tidak terduga, tubuh beberapa monster mulai melemah, pedang yang mereka pegang pun mulai terjatuh entah mengapa. Kemudian pembantaian besar- besaran pun terjadi di sana.Tangan, kepala, kaki, badan, tanduk, bahkan organ yang berada di dalam tubuh para monster raksasa tersebut berhamburan kesegala arah terpotong oleh tombak milik panatua.Sebuah pemandangan keji yang dapat membuat siapa pun yang menyaksikannya bergidik ngeri.Namun seperti itulah kesaktian kepala Suku Agartha, seluruh hidupnya memang dipersiapkan untuk menghadapi situasi buruk seperti ini.Aura energi panatua Biwangga yang amat sangat besar bahkan sampai terasa oleh semua kesatria yang berada di perkampungan. Tidak terkecuali juga dengan Lintang yang saat ini tengah bercucuran darah bersama panglima Roroa.Dia dan panglima Roroa kalah telak saat beradu kesaktian dengan monster be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status