Afgan menariknya dalam dekapannya—gerakannya lembut namun jelas mempertontonkan rasa memiliki. Satu lengannya memeluk pinggang Jannah, menariknya agar tetap menempel pada tubuhnya. Tangan satunya mengusap pipi Jannah, menyibak helai rambutnya perlahan.Afgan menunduk, bibirnya kembali menyentuh pelipis Jannah dengan ciuman lembut—sengaja dilakukan tepatdi depan Deon.“Lihat baik-baik, Deon, Jannah ataupun Erica,” ucap Afgan dengan suara rendah namun tajam. “Wanita ini memilih diriku. Pilihannya jelas.”Deon terbelalak. Nafasnya terengah. “Jannah… tolong, katakan sesuatu. Tolong jangan seperti ini.”Tubuh Jannah bergetar kecil dalam pelukan Afgan. Afgan merasakan itu, lalu meremas pinggangnya sedikit—peringatan lembut namun keras.Jannah menelan air matanya dan akhirnya berkata pelan, dengan bahasa Jerman agar terdengar semakin asing bagi Deon.“Bitte gehen Sie. Ich bin nicht,
Last Updated : 2025-11-18 Read more