Deon berhenti di ambang pintu. Napasnya tercekat. Ia sudah menyiapkan banyak jawaban, tapi tidak ada satu pun yang terasa benar.Akhirnya ia memaksa senyum dan berjalan mendekat. “Mama kamu lagi kerja, sayang. Ada tugas di Ambon yang nggak bisa ditinggal dulu. Tapi nanti… begitu kamu sembuh benar, Papa janji kita ke sana, ya? Kita jemput Mama sama-sama.”Anak itu mengangkat wajahnya, menatap Deon dengan mata yang begitu jujur. “Tapi Mama nggak menghubungi Alfie, Pa. Biasanya Mama selalu melihat status dan postingan Alfie di media sosial.""Mama benar-benar tidak merindukan Alfie," lanjutnya dengan wajah penuh penyesalan.Kata-kata itu seperti tusukan. Dada Deon terasa sesak, seluruh ingatannya berputar pada malam di Ambon, saat - saat di mana jenazah tanpa wajah berbentuk normal itu dikonfirmasi dengan hasil DNA.Saat dirinya berlutut di depan peti itu, menangis sampai tidak ada air mata tersisa. Tapi di hadapan anaknya, ia
Last Updated : 2025-11-14 Read more