Jannah mengangkat tangan lemah, menunjuk ke dua pria itu.“S… suruh… mereka… keluar…” suaranya bergetar, lebih seperti rintihan.Perawat itu pasang ekspresi tegas, seketika mengambil alih keadaan.“Baik. Bapak-bapak, mohon tinggalkan ruangan sekarang juga,” ujarnya dengan nada tidak bisa dibantah. “Pasien membutuhkan ketenangan total. Jika kalian memaksa tetap di sini, kami akan memanggil keamanan.”Deon langsung memutar tubuhnya. “Aku suaminya,” katanya cepat, suaranya berat menahan emosi. “Aku berhak—”“Tidak ada yang berhak ketika pasien meminta privasi,” perawat memotong tajam.Afgan menyeringai, seolah menikmati pemandangan itu. Ia bahkan sempat menunduk sedikit ke arah Jannah dan berbisik pelan, hanya cukup untuk terdengar olehnya.“Kau seharusnya tidak sendirian, Jannah…”Namun sebelum Deon sempat kembali mengamuk, perawat kedua dengan sopan tetapi tegas berdiri di antara mereka.“Silakan keluar sekarang, Pak. Kalau tidak, kami benar-benar akan memanggil keamanan.”Suara perawa
Last Updated : 2025-11-24 Read more