"Memangnya kamu mau jual berapa, Mas?" tanyaku pada seorang laki-laki yang juga merupakan karyawan pabrik roti. Dia baru saja menawarkan ponsel bekasnya padaku. "Lima ratus ribu aja, deh, Rin."Kulihat ponsel yang kini ada dalam genggamanku dengan teliti. Masih cukup bagus dan layak pakai. Tipenya pun sudah tak terlalu ketinggalan zaman. Jika dibandingkan dengan ponselku yang rusak, jelas lebih bagus ini."Gimana, Rin? Aku butuh uangnya hari ini. Kasian ibuku butuh obat."Seketika aku jadi merasa iba. Laki-laki ini rela menjual ponsel milik dia satu-satunya demi bisa membeli obat untuk sang ibu. Sungguh aku terharu."Masih bagus, kok, Rin. Mending ambil aja. Cari di tempat jualan hape pasti lebih mahal harganya," saran Tri, mengingatkan.Memang benar. Jika aku membeli ponsel bekas dengan tipe yang sama, tak mungkin bisa dapat semurah ini."Hem, oke, deh. Aku mau," putusku. Tak mau membuat laki-laki itu menunggu, segera kutarik enam lembar uang merah dari dalam dompet. Sengaja sudah
Last Updated : 2025-08-03 Read more