Di sinilah aku dan Mas Janu sekarang. Berdiri di depan sebuah rumah yang cukup megah, berlantai dua dengan desain modern. Temboknya dicat warna putih, sedang pagar, pintu, juga kusen jendela dicat warna hitam. Terlihat elegan."Kamu suka, Sayang?" Hah, pertanyaan macam apa itu? Mana mungkin aku tidak suka rumah sebagus ini!"Aku ... nggak suka nolak, Mas." Aku bergurau yang sontak membuat Mas Janu terkekeh."Ternyata sekarang Rinduku sudah bisa menggombal, ya." Tangan kekarnya menarik bahuku agar lebih dekat. Matanya mengerling nakal sembari melengkungkan senyuman."Haish, tadi itu bukan gombal!" sanggahku. Mas Janu ada-ada saja!Pria tampan yang masih memeluk bahuku ini tampak mengalihkan pandangan ke depan. Lalu, bibir merah tipisnya berucap, "Apapun itu, yang penting kamu suka rumah ini, Sayang."Aku mengangguk sembari mengucapkan kata terima kasih. Jujur saja, aku tidak tahu jika Mas Janu sudah lama menyiapkan rumah ini untuk kami tinggali. Tak tanggung-tanggung, dia juga membuat
Last Updated : 2025-08-18 Read more