All Chapters of Tanpa Anak Denganku, Dia Buat Anak Dengan Wanita Lain: Chapter 21 - Chapter 30

"aku tahu, kau ingin suamimu, tapi bagaimana denganku nantinya?"Ia menyeka air matanya pelan, "Itulah sebabnya ... Aku telah jatuh cinta pada orang yang salah, Mbak. Aku ingin membuat perasaanku bersih dari rasa cinta, tapi tiap kali menatap Mas Aldo, benih cintaku makin subur."Hatiku berdenyut perih mendengar pengakuannya yang jujur."Bayi dalam kandunganku ini, aku ingin merawatnya sendiri, dengan orang yang aku cintai, namun sikap Ibu mas Aldo menunjukkan dengan jelas bahwa ia tidak menginginkanku. Baginya aku adalah robot penghasil anak saja," katanya kembali melelehkan air mata."Mungkin kamu hanya salah paham, mertuaku memang kaku Alexa," balasku pelan."Tidak, Mba. Cara ia memandang saja sudah membuatku mengerti bahwa kehadiranku adalah aib yang tidak mau dia tanggung apalagi dia akui." Ia mengelus perutnya sendiri.,"Kupikir dengan aku punya bayi, aku akan mudah mendapatkan pria yang kusayangi, nyatanya bayi ini membuat jarak menjadi semakin jauh.""Tidak semua yang kita i

Aku bisa saja menahan Mas aldo dan tidak membiarkannya pergi bersama Alexa, tapi untuk apa? Kurasa percuma saja, karena menahan Mas Aldo tanpa perasaan masih ingin bersamaku, maka ia akan semakin tertekan dan memberontak. Bahkan hal itu akan semakin membuat hatinya jauh dariku.Masih tersisa rasa kecewa dan dongkol atas sikap alexa padaku di rumah sakit tadi, ia melecehkamku dengan ejekan. Jujur, andai aku masih memiliki kekejamanku yang dulu, mungkin sudah kubuat hidup mereka seperti berada dalam neraka akan kuberikan mereka kesusahan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.Kuusir mereka dari rumah, tanpa membawa sehelai pakaian dan selembar uang pun. Kublokir rekening mas Aldo setelah memindahaka isinya lalu kubuat dia dipecat dari kantor dengan tuduhan oenyelewengan. Stik barang dan penggelapan. Selanjutnya akan kubuat namanya begitu buruk sehingga hampir seluruh perusahaan besar menghindari namanya yang sudah di black list. Sayangnya aku tak melakukan itu, aku masih ounyaha

Sebulan kemudian,Ketika sinar fajar masih menggurat merah di langit subuh, kuterima panggilan dari ponsel yang terus berdenting bahkan sebelum adzan subuh berkumandang."Halo ....""Dewi,"panggil Mas Aldo yag kutangkap dipen dengaranku."Ada apa Mas?""Tolong aku, Dewi. aku panik, aku minta tolong," suaranya sungguh gelagapan."Ada apa Mas?""Alexa pecah ketuban dan aku sudah membawanya ke rumah sakit, dia terus menjerit kesakitan, bagaimana ini Dewi?""Kamu gak panggil mami, Mas?""Mami lagi ke Surabaya," jawabnya, "aku mohon, datanglah Dewi, aku gak tahu harus berbuat apa." Ia memelas padaku."Oke, Mas, oke aku datang," jawabku yang segera melepas mukena dan mengganti pakaian.Kuraih dompet dan kunci mobil, kukenakan sepatu dan segera berlari ke garasi mengeluarkan mobil untuk pergi ke tempat Alexa berada.Sesampainya di sana, di ruang persalinan Mas Aldo begitu terlihat begitu cemas,Raut wajahnya kusut dan kelelahan."Mas Aldo," sapaku.Ia bangkit dan segera menyongsongku, "Dewi,

Menjelang sore setelah mengecek keadaan ibu dan bayi, Alexa akhirnya bisa dikeluarkan dari rumah sakit, dan saat itu juga mertuaku berinisiatif untuk membawa wanita itu ke apartemen miliknya.Kuajak namai berbicara ke ujung sebelah koridor dan berkata,"Kok ke apartemen Mi, kenapa gak bawa ke rumah Mami biar bisa diawasi dengan mudah," tanyaku."Oh, kalo di bawah ke rumah takut dilihat tetangga dan jadi bahan omongan, kamu tahu sendiri 'kan? Gimana tetangga jaman sekarang," bisik mami."Tapi Mam ... lagipula lama-kelamaan orang orang akan tahu juga, Mam, mau tak mau sebagai orang tua Mami tetap harus mengambil alih klarifikasi, sebelum semakin bergulir seperti bola panas sebaiknya Mami membawa Alexa bersama Mami dan katakan jika wanita itu istri kedua anak mami," balasku."Ini gak baik buat bisnis Mami," desahnya menggerutu."Mam, rezeki sudah ada yang mengatur, pelan-pelan masalah ini akan timbul ke permukaan kalo Mami terus menutupi ""Duh, aku bingung ...." Mami memijiti pelipisny

Sesampainya di Kalimantan aku mulai bekerja dan menata kehidupan ku kembali aku mencoba melupakan semua harus dan hal yang telah menyesakkan hatiku di masa lalu. aku tak ingin menyesal selamanya dengan kenyataan yang ada ini, aku sendiri yang harus berjuang untuk kembali berbahagia.Bulan demi bulan berlalu dan karirku semakin baik sebagai seorang manajer, aku menjadi wanita yang sukses dan semakin semakin lebih dihormati di kalangan orang-orang di kantor. Jujur itu membuatku sangat bangga pada pencapaian sendiri walau kadang kesendirian membuatku tidak bahagia dan tak kupungkiri kekosongan ini membuat hidupku seakan pincang Dan hampa.Suatu hari ketika aku sedang menikmati secangkir kopi di kedai favoritku tiba-tiba seorang pria dengan penampilan yang rapi dan potongan rambut yang klimis menghampiriku dan menyapaku."Hai Mbak Dewi, kenalkan aku Roni Setiawan kita pernah bertemu di acara tahunan perusahaan multi nasional, Jaya gruop.""Oh, Jaya gruop, saya ingat perusahaan itu, tap