Semua Bab Aku Seorang Jenius Super: Bab 101 - Bab 110

"Ahn~" Chu Yuechan mengerang lembut saat ia mulai sadar. Dengan malas ia membuka mata, lalu menatap dan berkedip dengan lucu. Pandangannya dipenuhi wajah Yun Wuji. Menyadari posisinya, ia mendapati dirinya berbaring di atasnya, kepalanya bersandar lembut di dada pria itu. "Selamat pagi," kata Yun Wuji, yang sedari tadi memperhatikan wajahnya yang sedang tidur, dengan senyum lembut saat melihatnya terbangun. "Hmm, selamat pagi," gumam Chu Yuechan sambil menyandarkan kepalanya ke leher pria itu, menarik napas dalam-dalam, menikmati aroma maskulinnya. Para kultivator tingkat tinggi, terutama yang berada di atas Alam Kaisar Mendalam, tidak lagi membutuhkan tidur atau makan, karena mereka bisa bertahan hidup hanya dari energi mendalam di udara. Namun, beberapa kultivator masih mempertahankan kebiasaan manusia biasa, seperti makan atau tidur. Banyak wanita, misalnya, lebih suka mandi daripada menggunakan energi mendalam untuk

"Master, apa yang sedang kamu lakukan? Kamu terlihat sangat kesakitan!" Evil Infant melayang di udara, pandangannya tertuju pada Yun Wuji, yang sedang duduk bersila, wajahnya berkedut kesakitan. Ekspresinya semakin khawatir saat ia mengitarinya, kecemasan terdengar dalam suaranya. "Mungkin kamu harus berhenti, apa pun yang kamu lakukan ini sepertinya berbahaya." "..." Yun Wuji tidak menanggapi, bukan karena ia memilih diam, tetapi karena ia tidak memiliki kekuatan atau energi mental untuk berbicara. Keringat mengucur tanpa henti dari tubuhnya, membasahi pakaiannya, sementara otot-ototnya terlihat berkedut dan menggeliat di bawah kulitnya, menyerupai cacing tanah yang gelisah. Sakit! Sakit yang luar biasa, menyiksa! Itu adalah siksaan yang tak tertahankan yang merobek jiwa dan tubuhnya, rasa sakit tanpa henti seolah-olah jiwa dan dagingnya sedang terkoyak! Yun Wuji tidak asing dengan rasa sakit. Banyak teknik kultivasinya adalah cipta

Saat Yun Wuji mendekati lautan bunga, pandangannya menajam, dan ia melihat sosok kecil yang tersembunyi di antara bunga-bunga. Ia melayang dengan tenang di tengah lautan bunga ungu yang berkilauan, rambut peraknya yang panjang, cemerlang dan berkilau seperti seluruh galaksi bintang yang mengelilingi tubuhnya yang lembut. Rambutnya menggantung rendah, sebagian darinya menjuntai di lantai. Ada juga matanya, mata-mata itu, yang paling aneh dan paling indah yang pernah Yun Wuji lihat dalam hidupnya. Bagian atas mata kanannya berwarna kuning pucat, sementara bagian bawahnya secara bertahap berubah menjadi warna hijau tua. Bagian atas mata kirinya berwarna biru pucat, dengan bagian bawahnya yang semakin dalam menjadi ungu yang kaya. Empat warna yang berbeda terpancar dari mata-mata itu. Ketika Yun Wuji melihatnya, ia menemukan bahwa gadis itu menatap lurus ke arahnya. Setelah itu, ia meninggalkan lautan Netherworld Udumbara Flowers, rambut peraknya

"Ini adalah tubuh keduaku," Tubuh Iblis, yang berdiri di samping Yun Wuji, berbicara. Suaranya identik dengan suara Yun Wuji, dan ekspresi, ucapan, serta tingkah lakunya sama. Itu sudah jelas karena Yun Wuji-lah yang mengendalikannya. "Tubuh kedua?!" Mereka semua berseru kebingungan. Sejak kapan seseorang bisa memiliki dua tubuh? Rasa ingin tahu menguasai mereka saat mereka mendekati tubuh iblis itu, memeriksanya dengan cermat. Feng Hanyue, yang selalu penasaran, mengulurkan tangan dan mulai menusuk wajahnya, bahkan meregangkan pipinya dengan main-main. "Hei, itu sakit!" Tubuh utama Yun Wuji memarahi sambil meraih tangan Feng Hanyue, menariknya menjauh dari tubuh iblis itu. Kedua tubuh itu berbagi indra karena tubuh iblis secara teknis adalah perpanjangan darinya. Rasa sakit apa pun yang dialami salah satu dari mereka, yang lain akan merasakannya dengan cara yang sama. "Aku merasakan dingin yang menusuk tulang, dan itu buka

Bang! Pintu didobrak terbuka, dan keduanya terhuyung-huyung ke dalam ruangan, masih terkunci dalam ciuman. Xia Qingyue melingkarkan lengannya di lehernya, sementara Yun Wuji memegang pinggangnya yang lembut dan ramping. Bibir mereka terkunci dalam ciuman yang dalam, basah, dan penuh gairah, lidah mereka saling bertautan. Xia Qingyue dengan lembut menggerakkan lidah merah mudanya yang lembut di dalam mulutnya, mengisap lidahnya dengan penuh semangat, tubuhnya menekan erat ke tubuhnya seolah-olah ia ingin menyatu dengannya. Seolah-olah ia mencoba melepaskan semua kerinduan bertahun-tahun dalam satu momen ini. Ciuman itu mengeluarkan suara basah dan kental di malam yang sunyi, saat jejak air liur perlahan jatuh dari bibir mereka. Yun Wuji berjalan masuk, memegang pinggangnya saat ia mendekati tempat tidur. Tangan kirinya meluncur ke pahanya, menariknya ke atas. Pahanya sehalus giok, selembut awan. Yun Wuji dengan lembut menelu