"Aku akan memberimu segalanya, Ceici," janji Alex, mencondongkan tubuhnya. "Beri aku kesempatan. Buang Irza Wismail atau pria lainnya. Buang ide konyolmu tentang pemutusan hubungan kita. Lalu pulanglah bersamaku." Ceicillia hanya bisa bernapas pendek, merasakan kehangatan tubuh Alex yang begitu akrab. Dia ingin menyerah, memeluknya, dan tidak pernah meninggalkannya lagi. Namun, trauma itu masih ada. Kepedihan karena terusir pergi setelah melakukan segalanya. "Aku tidak tahu harus berbuat apa, Alex," Ceicillia mengaku jujur, air matanya mengalir lagi. "Aku takut." "Jangan takut," bisik Alex, menempelkan keningnya ke kening Ceicillia. "Kita hadapi ketakutan itu bersama. Selalu." Kopi pagi itu, di Labuan Bajo, bukanlah akhir dari pertempuran mereka, melainkan awal dari proses penyembuhan yang sangat sulit. Mereka telah mengakui cinta mereka. Sekarang, mereka harus belajar cara menc
Última actualización : 2025-11-19 Leer más