Semua Bab Mendadak Menikah Dengan Mantan: Bab 91 - Bab 100

Beberapa jam setelah kejadian di apartemen, langit kota diselimuti kabut tebal. Matahari hanya muncul samar di balik awan kelabu. Udara terasa dingin dan lembap, seolah menandai bahwa sesuatu yang besar akan terjadi hari itu. Sebuah mobil hitam meluncur pelan memasuki kawasan pelabuhan yang sunyi. Suara ombak terdengar dari kejauhan, memantul di antara kontainer-karat dan gedung-gedung gudang tua yang berdiri seperti raksasa yang terlupakan. Alex memarkir mobil di area yang sepi, matanya menyapu sekeliling dengan waspada. “Kita akan bertindak cepat,” katanya tegas sambil memeriksa senjatanya. “Kita masuk, lihat, dan keluar tanpa jejak. Jangan ambil risiko.” Ceicillia mengangguk, wajahnya tegang tapi tekadnya bulat. Dia tahu tidak ada jalan kembali. Setelah semua yang terjadi, kebenaran hanya bisa ditemukan di sini. Mereka turun perlahan. Sepatu mereka menjejak tanah basah, menimbulkan suara decit kecil di antara genangan air. Lorong menuju gudang nomor 14 dipenuhi kabut yang be

Lampu dalam ambulans berkedip cepat, suara mesin medis berdengung di telinga Ceicillia. Selang infus telah tertancap di lengan Alex, selang darah donor juga menancap di lengan satunya. Mengalirkan cairan merah yang masuk perlahan ke tubuh pria itu. Paramedis mengganti tampon kasa yang sudah penuh darah dengan yang baru. Akan tetapi setiap kali tekanan diberikan, darah tetap keluar tanpa henti dari luka Alex. “Tekanan darahnya turun lagi! 70 per 40!” salah satu paramedis berseru panik. Ceicillia mencengkeram tangan Alex erat-erat, jemarinya terasa dingin. “Alex… dengarkan aku. Aku di sini. Jangan pergi. Kamu tidak boleh pergi.” Tiba-tiba monitor detak jantung berbunyi cepat—kemudian melambat, perlahan hampir menghilang. “Kita kehilangan respons!” seru paramedis lelaki yang berada tepat di samping kepala Alex. “Siapkan defibrillator!” Ceicillia membeku. Dunia di sekitarnya seolah berhenti. Napasnya tercekat, hanya bisa diam melihat kesibukan paramedis yang mencoba menyelamat

Victor kembali ke ruang kerjanya setelah rapat dewan direksi berakhir. Dia menghidupkan televisi dan melihat berita utama yang sedang disiarkan secara langsung. STUDIO BERITA INTERNASIONAL – WAWANCARA LANGSUNG. “Penangkapan Augusto Vitale menghasilkan kejutan global. Menurut sumber polisi, terdapat rekaman pengakuan lengkap tentang sabotase, peretasan, manipulasi saham, hingga percobaan pembunuhan.” Wajah pembawa berita menegang. “Kami baru saja menerima pernyataan resmi dari Goldman Holdings.” Dia membuka dokumen digital. “Goldman Holdings akan mengambil tindakan hukum maksimal terhadap pelaku. Kondisi Tuan Alexander Goldman saat ini masih dalam keadaan kritis di ruang operasi. Namun perusahaan tetap berjalan normal di bawah pengawasan penuh keluarga Goldman.” Di saat yang sama, tayangan langsung menunjukkan ratusan karyawan berdiri di lobi kantor. Menyalakan lilin dan memanjatkan doa untuk Alex, CEO mereka. "Astaga, kenapa harus menyalakan lilin segala sih? Bocah somb

Ruangan dilapisi panel kayu mahoni gelap, lambang Tang Corps tergantung megah di dinding utama. Semua kursi direksi telah terisi. Beberapa wajah tegang, sebagian lain tampak gelisah—mereka tahu badai besar akan datang. Ceicillia memasuki ruangan, kali ini tanpa senyuman diplomatis. Dia duduk di kursi utama, meletakkan map hitam pekat di atas meja, sebagai simbol dimulainya babak penghukuman. Miranda duduk bersama Victor. Sementara William mengambil posisi di ujung ruangan, menyaksikan dengan tangan terlipat. Seolah sedang menilai kemapuan kepeminpinan Ceicillia. Ceicillia menatap seluruh anggota dewan. “Rapat hari ini bukan agenda rutin.” Suaranya dingin, nyaris tanpa emosi. “Ini adalah rapat rekonstruksi kekuasaan.” Klik. Rhea menekan tombol. Data muncul di layar: Skema aliran dana ilega

Selepas dari rumah sakit, Ceicillia meminta driver untuk mengantarnya ke apartemen Alex. Tempat yang selama beberapa waktu telah dia tinggali namun kini terasa berbeda, sepi. Dia memandang ke segala penjuru apartemen, yang kental dengan aroma tubuh Alex. Merasa seolah Alex ada di sana, di setiap sudut ruangan. Sedang tersenyum jahil atau menggodanya. "Cepatlah sembuh dan pulang ke sini, Alex." gumam Ceicillia lirih. Wanita berbadan rampung itu berjalan gontai ke ruang pribadi miliknya. Dia mengambil beberapa dokumen yang disembunyikan di bawah tumpukan majalah. "Sudah waktunya aku mengeluarkan kalian." Serak Ceicillia memandangi dokumen-dokumen itu. Dia memasukkan dokumen itu ke dalam mapnya masing-masing. Surat pengunduran diri dari jabatan sebagai pemimpin perusahaan Tang Corps, surat perjanjian, bukti transfer saham, dan satu amplop putih dengan segel