All Chapters of Mendadak Menikah Dengan Mantan: Chapter 81 - Chapter 90

Ceicillia menyandarkan punggung di sandaran kursi dan menyilangkan lengan di depan dada sebelum berkata dengan tenang. "Aku ingin kamu membantu mengagalkan hubungan Victor dan Kathie." "Kenapa aku harus melakukannya?" "Aku mendengar percakapanmu dengan Kathie di hotel, pada hari pernikahanku. Tentang kemesraan kalian, ketidak sukaanmu terhadap Victor dan tentang Kathie yang akan membobol sistem perusahaan." Ceicillia menatap pria yang duduk di depannya tajam. "Kathie melakukan hal itu dengan berusaha menancapkan USB ke personal computer di ruanganku. Sayangnya aku memergoki dan merebut USB itu, sebelum dia berbuat apa-apa." "Lalu apa isi USB itu?" tanya Augusto waspada. Ceicillia tersenyum samar. "Aku mendapatkan sesuatu yang cukup mencurigakan," bohongnya. "Kurasa kamu

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai kamar dengan lembut. Ceicillia berdiri di dapur, tidak sengaja bangun pagi karena tidurnya yang gelisah semalam. Dia menyiapkan kopi dan roti panggang sebagai menu sarapan pagi, namun tangannya beberapa kali berhenti di udara. Setiap bunyi langkah di lorong membuat dadanya berdebar. Pintu kamar terbuka perlahan. Alex keluar dengan kemeja kerja yang belum dikancing sempurna dan rambut sedikit berantakan. Ia tampak lelah, tapi tetap berwibawa seperti biasa. “Pagi,” Ceicillia menyapa pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. Alex hanya mengangguk singkat. Dia mengambil cangkir kopi tanpa menatap mata istrinya. Diam. Keheningan itu terasa berat. Ceicillia ingin bicara, tapi lidahnya terasa kaku — takut salah, takut ditolak, takut memperburuk keadaan.

Hari itu terus berjalan dengan langkah-langkah kecil, tanpa rencana, tanpa arah. Alex menggenggam tangan Ceicillia seperti takut dia akan hilang jika dilepaskan. Mereka naiki mobil yang dipanggil Alex untuk menjemput, duduk di kursi belakang. Jendela dibiarkan terbuka, mengijinkan angin membawa aroma jalanan, wangi bensin, dan suara kehidupan yang ramai. Ceicillia menatap keluar — deretan toko, orang-orang berlalu lalang, dan anak-anak yang tertawa di trotoar. Semua terasa hidup. “Sudah lama ya, kita tidak jalan-jalan naik mobil bareng,” kata Alex tiba-tiba. Ceicillia tersenyum. “Kamu suka berpura-pura ngantuk biar bisa bersandar di bahuku.” Alex tertawa kecil. “Trik lama yang ternyata masih manjur.” Pria itu pun meletakkan kepalanya di bahu Ceicillia. "Sekarang aku tidak mengantuk, tapi aku ingin bersandar padamu." "Dasar ..." Ceicillia tidak menolak kei

Miranda menatap keduanya dengan mata melebar. “Apa maksudnya, Kathie?” Kathie menatap semua orang dengan ekspresi puas. “Maksudku, pernikahan Ceicillia dan Alex hanyalah sebuah kesepakatan bisnis. Mereka menikah bukan karena cinta, tapi karena saham Tang Corps.” Mr. Goldman membanting sendoknya ke meja. “Kathie! Kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!” “Oh, aku tahu persis,” Kathie menyeringai. “Alex memberikan tujuh puluh persen saham milik Goldman kepada Ceicillia sebagai imbalan atas pernikahan mereka. Itu tertulis jelas dalam kontrak yang mereka tandatangani enam bulan lalu.” Ceicillia memucat. “Dari mana kau mendapatkan—” “Sumberku banyak,” potong Kathie dingin. Semua terdiam. Ceicillia menatap Alex dengan mata berkaca-kaca. “Alex…Jangan bilang kamu menyimpan kontrak itu di apartemenku?” Ceicillia akhirnya menyadari pelaku dan tujuan

Setelah acara makan siang keluarga yang cukup heboh, Ceicillia memutuskan untuk pergi diam-diam dari kediaman keluarga Tang. Bahkan tanpa menunggu atau memberi tahu Alex yang masih sibuk mengurusi penangkapan Kathie. Ceicillia pulang ke Apartemen penthouse milik Alex. Suasana terasa sunyi, hanya suara detik jam dinding yang terdengar samar. Dia melangkah cepat, mengambil koper dari lemari. Tangannya cekatan, namun hatinya bergetar. Dia menatap foto pernikahan yang masih tergantung di dinding ruangan… senyumnya pahit. Kontrak pernikahan yang seharusnya menjadi rahasia, kini telah diketahui semua orang. Baginya, permainan sudah selesai. Dia tidak ingin menjadi beban maupun alasan Alex kehilangan kehormatannya di depan keluarga. 'Ternyata aku harus pergi lebih cepat dari tenggang waktu yang telah diberikan oleh William Goldman.' Namun pintu apartemen terbuka keras. Alex muncul dengan