All Chapters of Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis: Chapter 61 - Chapter 70

Ayleen menggigit bibir bawahnya, mulai gugup mendengar nada formal yang digunakan oleh Nick saat bertanya pada Sea. Nick terlihat sungguh-sungguh sedang memperlihatkan bagaimana seorang pengacara bekerja. Di mata Ayleen, Nick tidak bersikap sebagai seorang teman yang hendak membantu, melainkan seorang pengacara yang sedang mengulik sesuatu.Jelas di hidupnya yang sekarang itu, Sea tidak memiliki hubungan yang dekat dengannya. “Aku hanya mengenal ibu dari anak itu,” kata Sea.Nick menatap tajam ke arah pria itu, “Mengenal dekat? Lalu, bagaimana hubunganmu dengan anak itu sendiri?”Sea terdiam, terlihat tidak yakin akan menjawab.Ayleen menjadi begitu resah tapi dia hanya bisa terdiam. “Aku tidak pernah bertemu dengannya. Hanya … melihatnya dari jauh,” jawab Sea jujur, tidak ditambah-tambahi.Tiba-tiba saja Gerrard mendesah mendengar kejujuran temannya. Di mata pria itu, Sea adalah orang yang bodoh karena tidak melakukan sebuah trik untuk membuat pengacara itu percaya kepadanya. Ak

Sea Finley hanya terdiam sembari tetap menatap ke arah pintu yang telah dijaga oleh beberapa orang, untuk menghalangi dirinya masuk ke dalam rumah Ayleen Hazel.Natasha termangu, air matanya terjatuh perlahan. Ayleen bisa melihat betapa wanita begitu terluka dan patah hati yang dalam. Namun, Ayleen tetap mengingatkan dirinya bahwa apa yang telah terjadi adalah kesalahan Natasha sendiri.Dikarenakan tidak mendapatkan balasan dari Sea, Natasha pun kembali berkata, “Sea, apakah usahaku belum cukup di matamu? Mengapa kamu tidak pernah bisa melihatku? Mengapa kamu hanya melihat Ayleen, Sea?”Sea mendesah pelan, pria itu kemudian membalikkan badan dan menatap ke arah tanah sebelum kemudian menjawab, “Karena sejak awal aku memang tidak pernah melihatmu selain sebagai teman, Nat. Kamu … hanya seorang tetangga yang kebetulan beberapa kali bertemu denganku. Sedangkan Ayleen … aku memang sudah jatuh cinta kepadanya sejak awal aku melihatnya di kampus.”Ayleen serasa dihantam lagi oleh sebuah fa

Namun, berapa kali pun dia memikirkannya lebih dalam, Ayleen tetap saja berpikir bahwa dia tidak akan mungkin sanggup membuat Sea kecewa kepadanya.Oleh sebab itu, dua hari kemudian dia langsung menemui Sea di saat jam belajarnya sedang kosong.Mereka bertemu di perpustakaan. Saat itu tidak terlalu banyak pengunjung di sana sehingga hal itu membuat dua orang itu bisa bicara dengan tenang. “Kenapa kamu begitu ingin menemuinya?” Sea bertanya tapi pemuda itu tetap berdiri di samping rak bagian buku-buku teknik kimia, tanpa menoleh ke arah kekasihnya.Pria itu sedang mencari sesuatu dan Ayleen bersandar pada rak buku psikologi sembari memikirkan jawaban yang tepat. “Bukan dia yang ingin aku temui, Sea. Aku menyukai cafe itu dan sudah terlanjur menyukai kopi yang mereka sajikan. Rasanya sungguh disayangkan jika aku berhenti pergi ke tempat itu karena salah satu pelayannya,” jelas Ayleen dengan hati-hati, tidak ingin membuat Sea salah paham terhadapnya.Sea mendesah pelan dan mengambil sa

“Oh, itu ….”Ayleen tiba-tiba saja merasa bahwa apa yang sedang mereka bicarakan ini sebenarnya termasuk hal-hal yang tidak seharusnya dibicarakannya bersama dengan orang lain.Maka, begitu menyadari kesalahannya, Ayleen buru-buru berkata, “Eh, sudahlah. Tidak perlu dibahas lagi ya.”Nick tersenyum ramah. Ketika pria muda itu memahami bahwa Ayleen merasa tidak nyaman dengan apa yang mereka bicarakan, Nick dengan cepat-cepat berkata, “Baiklah, bagaimana kalau kita lanjutkan pembicaraan kita yang sempat tertunda itu?”“Hm, tapi … sebelum itu. Bisakah kamu menjelaskan dari awal lagi?” pinta Ayleen.Gadis itu pun meringis dan melanjutkan, “Aku khawatir jika ada beberapa hal yang telah aku lupakan.”“Tidak masalah. Aku akan bercerita dari awal lagi agar kamu bisa memahaminya dengan jauh lebih baik,” Nick menjawab sembari tetap memperlihatkan sifat yang sangat.Pria itu menatap arah luar jendela sebelum kemudian bercerita, “Di sini … ada beberapa karakter utama. Dua karakter utama pria dan

Nick terlihat berpikir sejenak dan kemudian menjawab cepat, “Tidak lama. Lagipula, aku tidak mengikuti kompetisi apapun, Ayleen. Tapi bukan berarti aku akan berlama-lama untuk menyelesaikan cerita ini.”Ayleen manggut-manggut. “Sebenarnya sayang sekali jika kamu tidak mengikuti kompetisi yang pernah kita bicarakan waktu itu. Namun, yah … kita tidak bisa memaksakan apapun. Iya kan?”Nick mengangguk setuju. “Waktunya terlalu cepar dan aku tidak yakin bisa membuat naskah yang bagus jika dikejar waktu seperti itu.”Tapi, kejar tayang untuk sebuah naskah itu terkadang malah membuat seorang penulis menjadi lebih produktif dan disiplin, Ayleen kata dalam hati. Pada awalnya, dia begitu stres ketika harus mendapatkan tekanan dari pihak perusahaan yang akan menerbitkan bukunya.Tenggat waktu yang diberikan selalu membuatnya merasa bahwa dia harus terburu-buru untuk mengerjakan naskah itu.Namun lama-kelamaan tenggat waktu semacam itu justru sangat membantunya untuk menulis secara disiplin. De