Raisa berdiri di pintu, mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Dulu, Kevin mudah marah dan cepat tersinggung, tetapi dia bukan tipe yang akan menculik orang begitu saja, walau sedang bertengkar sekalipun. Oleh karena itu, Raisa tidak tahu apa yang akan dilakukan Kevin.Apa pun skenarionya, wajah Raisa sangat pucat dan tegang dipenuhi kekhawatiran.Dia terdiam beberapa saat, tangannya hendak menyentuh gagang pintu, namun pintu tiba-tiba terbuka dari dalam.Raisa langsung mendongak.Dia melihat wajah Kevin yang dingin dan tajam seperti pisau.Dia sangat mengenal wajah itu, tampan, tegas dan gagah. Siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali pasti akan terkesima dengan penampilannya. Namun di mata Raisa, Kevin hanyalah seperti sup penawar mabuk yang sudah basi, tampak menjijikkan.Raisa mengepalkan tinjunya, amarahnya yang terpendam langsung meledak. Di bawah tatapan dinginnya, Raisa menuntut dengan suara dingin, "Kevin, kalau kau punya masalah, hadapi saja aku! Kalau kau berani menyakit
Baca selengkapnya