Mama Retha akhirnya berdiri sambil merapikan tas tangannya. "Sudahlah, aku tidak mau berlama-lama di sini. Aira, Abi, jaga diri kalian baik-baik. Kalau ada apa-apa kabari Mama.""Baik, Tante," jawab Aira lembut, lalu mencium tangan Mama Retha dengan penuh hormat. Abiyasa pun ikut berdiri, meraih tangan ibunya.Aku yang berdiri tak jauh dari mereka hanya bisa terdiam. Aku mencoba mendekat, berharap bisa ikut pamit dengan tulus, tapi tatapan Mama Retha dingin, seolah aku hanyalah bayangan yang tidak penting."Jangan dipikirkan lagi soal Winnie," ucap Aira dengan suara rendah, tapi cukup jelas terdengar di telingaku. "Aku akan berusaha menenangkan dia."Mama mengangguk puas. "Ya, aku tahu kau anak baik, Aira." Lalu ia melangkah pergi tanpa sedikit pun menoleh padaku.Seakan seluruh udara tersedot keluar dari ruangan itu, aku berdiri kaku, jantungku terasa hampa. Abi pun tak mengatakan apa pun padaku hanya sibuk membantu Aira membereskan sesuatu sebelum mereka berangkat ke kantor."Jangan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya