Ayahku mendengus kecil. “Kamu tahu, orang seumur Papa pernah buat kesalahan yang lebih besar dari sekadar pernikahan gagal, tapi mereka tetap bertahan, karena mereka tahu yang bertahan itu bukan yang paling kuat, tapi yang paling tahu apa yang mereka perjuangkan.""Aku tahu," balasku pelan. "Justru karena aku tahu, Pa, makanya aku berhenti.""Kalau kamu nyesel di tengah jalan?" tanya Papa, tajam."Aku akan tanggung sendiri semuanya." Mataku menatap lurus padanya. "Papa sendiri yang selalu bilang, kalau hidup adalah keputusan yang harus kita pertanggungjawabkan, kan?"Papa mengangguk. Mama mendesah sambil mengusap pipiku. "Kalau kamu capek, kalau semuanya terlalu berat, kamu tahu rumah selalu terbuka, kan?"Aku mengangguk, senyumku pecah, meski dengan air mata yang mulai turun. "Aku tahu, Ma."Panggilan untuk pernerbangan terdengar. Aku menoleh ke arah masuk imigrasi, lalu kembali pada mereka."Terima kasih, karena sudah datang," kataku lirih. "Dan terima kasih karena akhirnya percaya.
Last Updated : 2025-09-14 Read more