All Chapters of Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?: Chapter 11 - Chapter 20

Calton Hotel, Singapore.Keduanya tiba dengan mobil Bugatti hitam di sebuah hotel bintang 5 yang sangat mahal. Thana enggan lagi mempertanyakannya karena Sergio adalah bosnya siapa yang berani mematok biaya dinas seorang CEO?“Apa lagi yang kau pikirkan?” Sergio melipat kedua lengannya didada sembari menatap Thana tajam.Thana yang ditatap secara tiba-tiba seperti itu balik menatap Sergio penuh tanda tanya. “T-tidak ada Pak memangnya kenapa?” Thana tersenyum, seakan dia tidak barusaja mengoceh dalam hatinya.Sergio menghembuskan napas pelan. “Mulutmu ini mungkin bisa berbohong tetapi wajahmu mengatakan semuanya,” jawab Sergio membuat Thana tersenyum tak enak.“Tidak ada apa-apa Pak, saya hanya bersyukur anda mencarikan hotel sebagus ini,” ujarnya memuji pria ini. Apa suasana hatinya sedang buruk? Kenapa semua dipermasalahkan?Sergio tidak menggubris perkataan Thana lagi. “Besok kita berte

“Hey….kamu dengar saya?” tanya Sergio dengan dahi mengernyit bingung melihat Thana menatap kalung itu dengan tatapan tertegun.Wanita itu sontak buyar dari lamunan dalamnya dan menatap Sergio dengan mata berkaca-kaca. “Kamu…..baik-baik saja?” tanya pria itu khawatir.Thana berusaha tersenyum sambil menggeleng. “S-saya tidak papa, Pak hanya senang bisa menemukan kalung ini pasti…..ini sangat penting bagi anda,” ujar Thana dengan terbata-bata.Sergio kembali menatap kalung itu dengan tatapan mata yang dalam, kemudian ia mengangguk. “A-apa saya boleh tahu dari siapa kalung ini?” tanya Thana memberanikan dirinya.Dia berharap mati-matian agar Sergio tidak menyadari bagaimana tangannya bergetar dan betapa dia ingin menangis saat ini. Kalung itu merupakan bagian terpenting dalam hidupnya.Satu-satunya peninggalan almarhum mamanya yang diberikan sebagai hadiah ulang tahunnya dulu dan Thana merasa sangat penasaran bagaimaan bisa Sergio mendapatkan dan memakainya selama ini?“Dari seseorang yan

Di dalam mobil menuju ke tempat artis itu berada, Thana terdiam dan Sergio duduk disampingnya dengan tablet dan kaca mata yang bertengger rapi.Thana sekilas dapat melihat ribuan email yang masuk melalui surel pria itu dan hingga detik ini Thana masih belum bisa melupakan kejadian sebelumnya.Adegan itu terbayang-bayang terus dipikirannya. Bagaimana Sergio mengangkatkan dengan sangat enteng sembari memastikan pahanya tidak terlihat karena kemarin Thana memakai rok panjang.Tidak ada ekspresi yang begitu berlebihan di wajah pria itu seakan-akan mengangkat thana seperti itu bukan masalah besar baginya.Tetapi itu justru yang membuat Thana semakin menggila.Ia samasekali tidak mengenal pria ini. Walau pernah bermalam sekali 7 tahun lalu tetapi Thana samasekali tidak tau bagaimana perangainya sebelum akhirnya bertemu dengannya saat wawancara di perusahaan.Sejak pertemuan pertamanya itu setelah sekian lama, Thana selalu merasa pria ini sangat dingin, kejam, dan tidak tersentuh. Ditambah bu

“Nak, bagaimana kabarmu disana baik kan?” Suara Bu Wati terdengar sangat sendu membuat Thana merasa ingin cepat-cepat pulang dan bertemu dengan wanita paruh baya yang sudah ia anggap ibunya sendiri itu.Thana yang sedang rebahan dengan pakaian malamnya di kamar hotelnya itu mengangguk pelan. “Thana baik-baik aja Bu, Ibu gimana kabarnya? Baru 2 hari tapi aku sudah sangat rindu,” ucapnya jujur.Bu Wati terlihat tersenyum dari layar ponsel Thana. “Ibu lebih rindu lagi, rasanya ada yang kurang kalau tidak ada kamu, tapi untung ada dua bocah itu jadinya Ibu tidak kesepian banget.”“Mereka sudah tidur ya Bu?” tebak Thana karena memang hari ini sudah pukul 10 malam dan Thana baru bisa menelpon ke rumah karena sejak pulang tadi dia malah ketiduran hingga baru bangun tadi pukul 9 malam dan langsung mandi dan keramas.Bu Wati terlihat berjalan menuju ke sebuah kamar dengan pintu berwarna biru muda, membukanya perlahan dan melihat kedua putra kembarnya sedang tidur nyenyak. Elio dengan boneka di

Pagi harinya, cahaya matahari masuk melalui celah celah dijendela.Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan keduanya masih tertidur pulas dengan posisi yang sama, Sergio yang masih mendekap Thana hangat.Hingga, salah satu dari keduanya, yaitu Sergio membuka matanya perlahan.Dia merasakan sakit dikepalanya yang teramat sangat dan berusaha membuka matanya perlahan menyesuaikan dengan cahaya.Sebelum akhirnya dia merasakan tubuh seseorang ada tepat didepannya. Matanya otomatis melek sempurna dan betapa terkejutnya Sergio ketika dia melihat wajah polos Thana yang sedang nyenyak tertidur tepat disampingnya.Sergio terdiam, masih berusaha memikirkan apa yang sedang terjadi.Namun, tatapan matanya sontak kehilangan fokus. Dia menatap wajah damai milik wanita itu dan otomatis turun kebawah karena baju tidur yang dipakai Thana tersingkap bahkan bisa dibilang terbuka hingga memperlihatkan setengah dari payudaranya yang sangat sintal dan seakan menggoda Sergio.Sergio mengalihkan tatapannya dan