Semua Bab Suami Terhebat: Bab 41 - Bab 50

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya gubernur Aryha mengejutkan semua orang yang berada di dalam ruangan pasien itu. Terlebih dokter yang bernama Vincent itu, seketika ia terpegun melihat orang nomor satu di ibu kota berada di dalam ruangan itu. “Dokter ini tiba-tiba datang meremehkan pengobatan tradisional, katanya pengobatan sampah,” jelas Denzel sambil memandang sinis ke arah lelaki bertubuh jangkung itu. “Berani benar kamu bicara seperti itu, Dok! Tidak malu kamu dengan seragam yang kamu kenakan?” tegas gubernur memarahi. “I-iya, Pak Gubernur... saya... mengaku salah...,” ucap Dokter Vincent dengan terpaksa sambil tertunduk menatap lantai. Gubernur akhirnya memberi perintah agar Denzel yang merawat anak kecil itu hingga sembuh di kliniknya. Dokter Vincent tampak kecewa, lalu pergi meninggalkan ruang pasien. Tapi, ia memastikan akan membuat perhitungan pada Denzel dia karena sudah mempermalukannya di depan seorang gubernur. Tidak lama kemudian terdengar kembali sirine ambulans

Saat Denzel tiba di rumah Mario, ia menemukan penyebab mimpi buruk keluarga Mario berada di sekeliling rumah itu. “Saya sudah melihatnya, mereka memang ada di sekitar rumah ini.” beritahu Denzel pada Mario. “Mereka?” tegas Mario. “Roh jahat yang saya maksud, mereka sedang berkeliaran dengan bebas di sini,” jawab Denzel. Mario memerhatikan dengan seksama sekeliling rumahnya, namun ia tak melihat apa-apa, selain pohon-pohon bunga yang banyak tumbuh di sekeliling rumahnya. “Saya tak melihat apa-apa?” ujar Mario. “Tentu saja tidak semua orang bisa melihat roh dan makhluk tidak kasatmata lainnya, hanya orang yang sudah membuka mata batinnya yang bisa melihat dan merasakan kehadiran makhluk dari alam gaib,” jelas Denzel. Mario dan Gusnaldi saling berpandangan, wajah mereka tampak berkerut, rupanya keduanya tak percaya dengan ucapan Denzel. “Pak Denzel apa saya bisa membuka mata batin saya agar bisa melihat roh jahat itu?” tanya Mario sekadar menguji sejauh mana kebohongan yang seda

Setelah pulang dari rumah sakit, Mario dan keluarganya malam ini memilih untuk menginap di hotel karena Cindy masih shock dengan kejadian penampakan makhluk halus yang dilihat di rumahnya. Ketika Mario sedang duduk santai bersama istri dan anaknya, tiba-tiba gubernur menelepon untuk memintanya bertemu. Ada masalah yang harus mereka selesaikan.Saat Mario bertemu dengan Gubernur Aryha, rupanya masalah yang terjadi itu pada sebuah perusahaan farmasi terbesar di ibu kota. Perusahaan itu didapati melakukan bisnis yang tidak sejalan dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemkot.Di akhir pertemuan, Mario menyelipkan obrolan tentang kejadian yang dialaminya hari ini saat Denzel berkunjung ke rumahnya.“Maaf, Pak Aryha, menurutku Denzel itu bukan pakar pengobatan halternatif, tapi seorang dukun gadungan,” ungkap Mario pada gubernur.“Kok bisa kamu berkata demikian?” tegas Aryha terkejut.“Dia mengatakan kalau kolam yang berada di belakang rumahku adalah penyebab keluargaku sering mimpi buruk

Tiga hari setelah pengusiran roh jahat dari kolam kosong di rumah Mario, pagi-pagi Mario datang ke klinik Denzel untuk memberi tahu kalau anak dan istrinya sudah sembuh dari penyakitnya. Demikian pula dirinya mengaku sudah bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Tentu saja Denzel sangat senang mendengarnya. “Apa sekarang kamu tidak sibuk, Pak Denzel?” tanya Mario di tengah obrolan mereka. “Membuka klinik itu seperti membuka restoran, Pak, tidak pasti apakah hari ini ada yang datang, atau malah sepi pengunjung,” jawab Denzel sambil tersenyum. “Kalau kamu tidak keberatan, ayo temani saya pergi ke perusahaan farmasi Ferhasan. Sejak kemarin perusahaan keluarganya sudah dinyatakan gulung tikar,” jelas Mario. “Akhirnya terbukti juga obrolkan kita di dalam mobil waktu itu ya, Pak,” ujar Denzel. “Tentu saja saya bersedia untuk menemani Pak Mario, lagipula sekarang saya sudah punya asisten yang siap menggantikan jika saya sedang tidak bertugas. Tapi, kalau boleh tahu apa yang akan Pak Mario k

Setelah berhasil menggagalkan penipuan dua orang kenalan Dokter Vincent di kliniknya, Denzel tiba-tiba menerima panggilan telepon dari pengusaha perhiasan, Hilmawan. Pameran dan kompetisi perhiasan katanya akan berlangsung seminggu lagi, Denzel diminta menyiapkan waktunya untuk pergi beberapa hari bersamanya. Denzel segera menghubungi Vionka, untuk memberitahu kabar itu. “Sesuai kesepakatan kerja yang sudah kamu sanggupi, berarti kamu harus pergi, jangan sampai mengecewakan ayahnya Tasya,” ucap Vionka menasihati Denzel. “Lagian, Wandha kok nggak pernah muncul, seharusnya dia bisa menggantikan kamu selama kamu pergi nanti,” tambahnya memberi solusi. “Wandha sedang berada di luar kota, nggak tahu kapan dia balik. Tapi, selama seminggu ini akan aku cari orang untuk menjaga klinik,” putus Denzel. “Tapi, jangan berpikir minta bantuanku untuk menjaganya ya... karena aku sibuk, tidak punya waktu. Sama kan dengan kamu sekarang, sudah tidak punya waktu untukku lagi,” ujar Vionka menyindir