All Chapters of Suami Terhebat: Chapter 61 - Chapter 70

“Ayo masuk!” ajak seorang lelaki muda memaksa Vania masuk ke dalam kamar. Vania berusaha menolak, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan cengkeraman tangan lelaki itu. Detik itu, Denzel teringat pernah bertemu dengan lelaki itu saat Vania berulang tahun. Baru saja Denzel bermaksud melangkah mendekati mereka, tiba-tiba ponsel Denzel berbunyi. Rupanya panggilan dari Tasya. Ia pun segera menjawab, karena berpikir ada informasi dari Tasya mengenai keberadaan Vionka. “Halo Denzel, aku sudah menemukan Vionka,” ucap Tasya di sana. “Oh bagus lah... Vio baik-baik saja, kan?” tanya Denzel. “Kamu ke sini saja, Denzel, lihat sendiri keadaanya,” jelas Tasya. Denzel langsung tahu ada yang tidak beres dengan istrinya, lalu ia menanyakan keberadaan Vionka saat ini pada Tasya. Detik itu, Denzel berada pada dua pilihan, harus pergi menemui istrinya atau menolong Vania dari jeratan kekasihnya di dalam kamar hotel. Akhirnya, Denzel memutuskan menemui Vionka yang ternyata berada di toi

Denzel teringat ucapan Vionka bahwa ia tidak bisa melawan orang yang sudah menganiayanya. Pikiran Denzel langsung tertuju pada Zidane. Jika harus adu fisik, walaupun Zidane kini tubuhnya berotot, Denzel sama sekali tidak gentar untuk berkelahi dengannya dan ia yakin bisa mengalahkannya, tapi mungkin dari segi sosial, sudah pasti Zidane sebagai keluarga pengusaha kaya tidak mungkin bisa dikalahkan olehnya. Mungkin itu yang Vionka maksudkan, pikir Denzel saat masih di dalam lift menuju ballroom. “Aku yakin Zidane yang melakukannya, buktinya saat acara ultah Tasya berlansung dia tidak berada di tempat,” pikir Denzel tidak ragu-ragu lagi, tapi tiba-tiba ia memutuskan turun di lantai lima untuk mencari bukti pelakunya di tempat kejadian. Saat sampai di toilet yang dituju Denzel, akhirnya ia bertemu wanita berseragam putih biru yang sempat ditanya saat mencari Vionka, tetapi ia memberi keterangan yang tidak benar, buktinya Vionka didapati di dalam toilet itu. “Jawab jujur, apa ada

“Sebenarnya aku nggak masalah harus dibawa kantor polisi, karena kenyataannya aku tidak bersalah. Tapi, demi nama baik almamater aku ingin membuat kesepakatan denganmu Zidane, jika sekarang juga aku bisa mengobati tanganmu yang patah itu, maka kamu dan Sisilia harus menarik laporanmu dan tidak akan mengganggu istriku lagi. Tapi, jika aku gagal, aku akan berlutut minta maaf di kakimu dan mengganti semua biaya berobat tanganmu sampai sembuh. Apa kamu mau menerima tantanganku ini?” Mendengar inisiatif Denzel untuk berdamai, Suwarman menjadi lega, karena ia akhirnya tidak harus berpihak pada salah satu diantara Denzel dan Zidane. Sedangkan Zidane tidak langsung mengambil keputusan. Ia tampak berdiskusi dengan Sisilia. “Bagaimana Pak Zidane, bisa terima ya kesepakatan dari Pak Denzel?” tanya Suwarman setelah Zidane selesai berbicara dengan Sisilia, sementara semua orang dengan penuh rasa penasaran menuggu keputusan Zidane. “Baiklah, aku setuju dengan tantangan Denzel, dengan catatan ka

Walaupun baru pertama kali bertemu, Denzel langsung bisa menyimpulkan kalau Leon selama ini selalu menindas Vionka atau staf yang lainnya. Apalagi setelah Vionka melakukan kesalahan fatal pada Wandha dan sempat diskors, pasti saat ini dia akan jadi bulan-bulanan atasannya itu. Denzel tidak ingin membiarkan itu terjadi pada istrinya, ia harus bisa membujuk istrinya keluar dari perusahaan kosmetik itu. Sejurus setelah mobil hitam yang dinaiki Vionka bersama Leon bergerak, Denzel bergegas menuju ke dalam mobilnya. Ia memutuskan untuk mengikuti Vionka, untuk memastikan jika suatu yang buruk akan terjadi padanya, ia bisa segera menolong istrinya. Rupanya Leon membawa Vionka ke sebuah hotel mewah yang hanya dikunjungi orang-orang kelas atas. Perasaan Denzel mulai was-was, untuk apa kalau hanya bertemu klien di tempat semewah itu. Di dalam hotel rupanya, Leon membawa Vionka ke sebuah kamar suite room. Di depan pintu kamar itu, Denzel terlihat ragu untuk masuk, tetapi Leon berusaha mem

Dalam perjalanan pulang dari hotel, Denzel memberitahu Vionka kalau Leon sudah memecatnya dari pekerjaan. “Bagus lah, setelah apa yang dia lakukan padaku, menginjak kantornya saja aku sudah tidak ingin, apalagi bertemu dengannya,” ungkap Vionka dengan wajah terlihat sayu. “Kalau kamu mau, penawaranku untuk membuatkanmu toko kosmetik masih berlaku. Tidak harus di seberang klinikku kalau kamu memang tidak suka. Kalau ada waktu senggang, nanti kita cari bersama-sama tempat yang kamu inginkan ya...,” ucap Denzel coba menyenangkan hati Vionka dengan sangat berhati-hati takut istrinya itu tersinggung dan marah. “Aku mau-mau saja, tapi... aku tidak ingin ada campur tangan Wandha sedikit pun,” jelas Vionka dengan tegas. Denzel pun mengiyakan keinginan istrinya. Dia berjanji dalam waktu dekat akan mewujudkan kinginannya untuk menghadiahkan sebuah toko kosmetik untuk Vionka. Setelah mengantar Vionka pulang ke rumah, Denzel kembali ke klinik, karena Ziva sudah menunggu untuk mandi oba