All Chapters of Suami Terhebat: Chapter 71 - Chapter 80

Denzel bergegas keluar ruang pasien, jika lama-lama melayani Ziva ia takut malah tergoda. Setiap kali dekat dengannya pasti libidonya naik karena gadis itu tidak malu-malu menunjukan bagian tubuhnya yang sensitif pada Denzel. Saat berjalan menuju ruang kerjanya, Denzel melihat Cakrha sedang berbicara dengan Laura di ruang depan. Melihat keakraban keduanya, ia merasa senang hati. Setidaknya Laura kini punya teman baru yang akan membuatnya jadi tidak bosan sehari-hari berada di klinik, karena setiap hari hanya bertemu dengan Denzel atau staf kliniknya. Denzel kembali ke ruang kerjanya, baru saja ia duduk, tiba-tiba Vionka menelepon, menanyakan kebenaran cerita Vania. “Aku bukan tidak ingin bercerita, tapi sebenarnya aku baru mau cerita kejadian yang Vania alami itu nanti malam pulang kerja,” jelas Denzel memberi alasan waktu yang tepat. “Jadi benar kalau Igo mau memperkosa Vania di hotel?” tanya Vania menegasi seperti yang diceritakan Vania padanya. “Iya, begitulah yang terj

Sesuai rencana, setelah klinik tutup, Denzel minta Cakrha untuk menemaninya makan malam di restoran seafood bersama istrinya dan Vania.“Sebenarnya aku mengajakmu makan malam ini karena ada maksud, Cakrha,” ucap Denzel memulai pembicaraan saat berada di dalam mobil. “Memangnya ada apa ya, Om?” tanya Cakrha sambil menoleh ke arah Denzel yang duduk di sampingnya.“Aku ingin mengenalkan kamu dengan adik iparku, namanya Vania,” jelas Denzel.“Serius, Om... kebetulan aku sedang jomblo nih... hehehe....” ucap Cakrha sambil tertawa.Denzel pun menjelaskan masalah Vania yang baru saja putus dari kekasihnya, dan juga keinginan Vionka untuk mencarikan penggantinya.“Kalau kamu memang menyukainya, silakan kalau kamu mau serius dengan adik iparku itu. Tapi kalau bukan tipemu, setidaknya berteman lah dengannya sampai ujian sekolahnya selesai. Bisa kan seperti itu, Cakrha?” tanya Denzel meminta keputusan.“Siap, Om... aku akan menjadi teman terbaik bagi Vania, dan semoga saja kami berdua cocok,” u

“Sesuatu yang dipaksakan memang menyakitkan, lain halnya jika dilakukan karena suka sama suka, rasa bahagianya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata,” ucap Cakrha setelah mendengar pengalaman tidak menyenangkan yang dilakukan Igo pada Vania. “Sudahlah, lebih baik lupakan saja lelaki tak berguna itu. Kamu harus memulai hidup baru dengan orang yang lebih bisa menghargai dan meyanyangi kamu, Van,” tambahnya sambil kembali menggandeng tangan Vania untuk memberi kenyamanan padanya. Vania hanya mengiyakan, lalu Cakrha mengajaknya kembali berjalan-jalan di taman…“Kamu mau lihat taman di bagian dalam?” tanya Cakrha pada Vania saat berada di depan pintu masuk menuju pusat perkantoran Pemkot. Tampak ada dua orang petugas sedang berjaga-jaga di depan pintu masuk. Vania pun mengiyakan, kapan lagi bisa melihat-lihat area private yang berada di dalam Pemkot. Cakrha dan Vania pun diperbolehkan masuk oleh petugas karena mereka mengenali Cakrha sebagai keponakan gubernur. Lalu, Cakrha mengajak V

Setelah puas bercinta semalaman, pagi-pagi Vionka membangunkan Denzel agar segera bersiap-siap untuk berangkat ke toko perhiasan Precious, milik keluarga Hilmawan.“Coba pastikan dulu, apa semua sudah dibawa?” tanya Vionka saat Denzel akan keluar kamar tidur sambil menyeret koper berwarna hitam yang dibawanya.“Jarum akupunktur dan alat kesehatan sudah dimasukan, kan?” Denzel balik bertanya.“Lho buat apa itu dibawa? Kamu pergi kan untuk mengikuti pameran perhiasan bukan mau mengobati orang sakit?” tegas Vionka.“Untuk jaga-jaga saja, kalau sewaktu-waktu ada orang yang butuh pertolongan,” jelas Denzel.Vionka pun mengambil perlengkapan medis yang ditaruhnya di dalam laci, lalu memasukannya ke dalam koper Denzel. Keduanya kemudian turun ke lantai 1 untuk sarapan pagi.“Lho, mau kemana Nak Denzel?” tanya Hannah merasa heran melihat Denzel turun dari tangga membawa koper.“Aku mau keluar kota, Ma, menghadiri pameran perhiasan. Kebetulan teman Vionka perlu bantuanku untuk mempromosikan to

“Orang penting yang ditunggu-tunggu, akhirnya datang juga,” ucap Hilmawan menyapa kedatangan Denzel di depan toko perhiasannya yang besar dan mewah itu.“Maaf, sedikit terlambat Pak,” balas Denzel sambil membungkukan sedikit badannya di depan lelaki berpakaian nyentrik dan berkaca mata itu.“Nggak apa-apa, hanya telat sebentar saja bisa dimaklumi,” ucap Hilmawan sambil tersenyum. “Oh iya, Denzel, ini aku perkenalkan stafku yang akan membantumu di acara pameran nanti,” tambahnyaDenzel pun diperkenalkan pada dua staf Hilmawan yang akan pergi bersama-sama dengannya, yaitu Julio dan Lasim. Keduanya merupakan staf senior yang sudah belasan tahun bekerja pada Pak Hilmawan, sehingga pengalamannya mengunai perhiasan dan batu-batu berharga tidak diragukan lagi. Atas alasan itu, keduanya merasa heran ketika diumumkan untuk tahun ini pimpinan pameran toko Precious dipegang oleh Denzel, lelaki yang sama sekali tidak mereka kenali kemampuannya dalam mengikuti lomba perhiasan dan batu berharga.