All Chapters of Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir: Chapter 51 - Chapter 60

"Aku mohon jangan lakukan itu. Apapun akan aku turuti tapi mohon aku mohon jangan lakukan itu padaku," ucap vitania dengan lirih dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada memohon kepada Jason untuk tidak melakukan hal tersebut padanya.Jason, memperhatikan gadis itu yang masih berada di bawahnya. Ia membenarkan posisi berdirinya dan mundur beberapa langkah, masih memperhatikannya yang masih tepat pada posisinya melipat kedua kakinya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada dengan tangisan yang masih terus mengalir di dua pipinya. Perlahan, Jason mulai mengeluarkan ponselnya lalu mengaktifkan kamera yang tertuju ke arah vitania."Bagaimana kalau kau melakukannya sendiri, yang akan aku rekam dan akan kusebarkan videonya ke seluruh penjuru di negeri ini." Ucapnya dengan ponsel yang sudah mengarah ke arah vitania, hingga membuat sang empunya terus menggeleng. "Tuan, tidak. Aku tidak mau melakukan itu. Aku mohon ... Lepaskan aku ...."Jason masih terkekeh. Tidak, dirinya tidak m

"Selamat datang Ibu Jesylin, Pak Vikar," ucap Qiana dengan ramah yang disambut Rahma pula oleh keduanya dengan senyuman di wajah mereka.Violet pun ikut tersenyum menyambut kedatangan Paman serta bibinya yang langsung dipeluk hangat oleh bibinya tersebut. Namun, sepertinya violet agak terkejut akan tindakan dari bibinya. Karena selama ini ia tidak pernah bersikap seperti ini, mungkin itu semua di lakukan oleh bibinya Karen pasti menginginkan sesuatu darinya. "Bibi sangat senang sekali bertemu dengan kamu kembali Violet," ucapnya dengan ramah dan senyuman Seraya melepaskan pelukan tersebut yang hanya dianggukan kecil oleh Violet dan juga sengyuman tipis di wajahnya.Violet, tidak terlalu bersikap yang membalas ramah pula terhadap dirinya, karena dia tahu selama ini wanita itu selalu jahat kepadanya dalam semua yang dilakukan malam ini semuanya palsu. Setelah itu, gantian Vikar yang bersalaman dengan keponakan tersebut yang menatapnya dengan kagum bahwa keponakannya sangat cantik seka

"Tuan ... Saya mohon Tuan ... Bantu anak saya." Lirih Jeslyn.Vir masih terdiam, dirinya melirik kearah sang istri yang sepertinya acuh terhadap bibinya dan Vir sudah mengetahui itu karena selama ini bibinya memang tidak pernah berbuat baik kepadanya sehingga membuat Violet sekarang acuh dan membiarkan bibinya saja yang sudah tadi memohon padanya."Sebenarnya semua ini apa yang terjadi Violet?" Tanya Vir pada istrinya.Violet menghelah nafasnya. "Tidak. Tidak ada sesuatu yang terjadi dan kau tidak perlu tahu apa yang terjadi karena aku juga tidak peduli apa yang terjadi dengannya," sahut violet yang berusaha untuk pergi dari sana dengan berjalan agak meraba tongkatnya dari sofa itu.Namun, dengan cepat Jesyln langsung bangkit dari posisinya dan hendak mengejar keponakan tersebut Namun langsung dicegah oleh Vir."Istriku baru saja mengatakan kalau dia tidak peduli dengan apa yang terjadi. Maka kau harus mengerti apa yang dia ucapkan.""T-tapi, Tuan ... Saya--"Belum sempat Jeslyn mengu

"Vir, tunggu ...."Ucapan sang mama lagi-lagi membuat dirinya menghentikan langkahnya lalu menoleh sekilas. "Kenapa lagi, Ma?""Perutmu bagaimana? Perutmu masih terluka, kan. Mama takut luka itu akan kembali terbuka dan dia belum benar-benar kering.""Ada Violet, yang selalu setia akan terus mengobatiku." jawabnya singkat lalu melanjutkan langkahnya bersama dengan para pengawalan yang sudah disiap dengan mobilnya.Smentara Vikar dan Jesslyn sudah tidak ada di sana. Mereka telah pergi menggunakan taksi online. Membuat Qiana memperhatikannya memunculkan senyuman di kedua sudut bibirnya.'Sepertinya Vir mulai menyukai violet. Saat ini sepertinya dia tidak mau berlama-lama jauh dari istrinya itu. Benar, niatku dari awal violet itu adalah wanita baik-baik maka aku akan tetap menjadikan Dia menantuku.' batinnya. Setelah itu, Qiana segera berbalik dan masuk ke dalam rumah.*****Di sebuah hotel mewah dengan dinding berwarna gold kecoklatan.Perlahan Vitania membuka kedua matanya yang benar-

Perlahan, violet mencoba untuk menghindari Vir, dengan memalingkan wajahnya lalu menggeser posisi duduknya padahal dirinya sudah mentok pada kepala ranjang itu."Em ... aku belum 100% percaya akan ucapanmu jika aku tidak mendengar langsung kalau memang vitalnya sudah berhasil kau selamatkan."Vir membenarkan posisi duduknya dan masih terus menatap istri ini.Tiba-tiba, ponsel berdering, hingga Violet mengenali bahwa itu suara ponselnya. Maka, ia metabah di sekitar kasur tersebut Namun langsung cepat diambilkan oleh Vir yang langsung ditaruh tepat di telapak tangannya. "Terimakasih," ucap violet baru langsung mengangkat panggilan tersebut."Hallo?""Hallo, Violet ini Paman."Seketika itu pula kedua sudur bibirnya terangkat ketika mendengar bahwa itu adalah suara dari pamannya. "Paman. Ada apa? Dan, Paman tahu nomorku dari siapa?""Violet, Paman benar-benar ingin mengucapkan banyak terima kasih kepadamu dan juga tuan muda Vir, karena kalian telah berhasil menyelamatkan Vitania dari seka