LOGINViolet Eleanor adalah gadis tunanetra yatim piatu. Ia di jual oleh bibinya Deng pengusaha tampan yang ini menghabiskan malam dengannya. Di tempat yang sama, Tuan muda Vir yang di kenal kejam dan dingin tengah mabuk berat hingga dia salah masuk kamar. Dirinya bertemu dengan Violet dan melakukan hubungan tersebut. Hingga Violet berpikir, seseorang yang tidur bersamanya itu adalah sang pengusaha yang membeli dirinya itu.
View MorePrang!
Suara benda terjatuh terdengar jelas di telinga jeslin dan vitamin ya yang saat itu Tengah duduk santai di ruang keluarga menonton televisi. dampak keduanya langsung saling melihat satu sama lain dan tertuju ke arah dapur.
"Ma, sepertinya itu Violet," ucapnya yang dianggukan oleh Mamanya.
"Ayo kita lihat dia. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh gadis buta itu," ujarnya yang langsung bangkit disusun oleh anaknya.
Mereka berjalan menuju kearah dapur dan langsung lihat ke arah gadis cantik yang menggunakan baju dress berwarna biru muda Tengah berjongkok sambil mengandung beberapa pecahan gelas itu dengan perlahan.
"Violet! Sudah berapa kali kau memecahkan benda yang ada di rumah ini!"
Teriakan dari Jasmine sontak membuat Gadis itu pun perlahan langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. "Ma-maaf, Bibi Jesslyn. Aku tidak sengaja, a-aku--"
"Akh! Alasan! Sini kamu, ikut aku! Benayk Jesslyn dengan menarik kasra tangan Violetta, hingga membuat sang empunya tersentak.
"Heh! Dari awal kedatangan kamu di rumah ini itu sudah membuat sial kita semua. Aku sudah muak berpura-pura baik di depan suamiku terhadap dirimu."
"Ma-maaf Bibi. Aku benar-benar tidak sengaja, a-aku akan membereskan semuanya. Aku mohon maafkan, aku," mintanya dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Ma, kalau seperti ini terus lama-lama semua benda yang ada di rumah kita itu habis dipecahkan olehnya. Dia harus diberikan hukuman yang lebih dari biasanya." ucap Vitania pada mamanya yang berdiri tepat di sampingnya.
Jesslyn lirik sekilas ke arah anaknya walau tertuju kembali ke arah Violetta. Gadis itu menggelengkan kepalanya seraya terus memohon.
"Tidak, Bibi. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi," ucapnya dengan nada lirih.
"Kamu benar, Nak. Tapi tenang saja, Mama sudah memikirkan ide yang bagus untuk membuat dia tidak akan mengulanginya lagi," sahut Jesslyn yang tersenyum miring kearah Violetta.
Violetta tidak tahu rencana apa yang telah dibuat oleh mereka berdua. dirinya hanya bisa berlindung kepada pamannya namun saat ini pamannya Tengah pergi ke luar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya. hingga ketika dirinya hanya di rumah bersama dengan Bibi serta sepupunya maka perlakuan kasar dari mereka itu selalu dilimpahkan ke dirinya.
*****
Malam hari, pukul 23.00. Violeta dibawa oleh bibinya serta sepupunya di sebuah bar yaitu tempat di mana bibinya tadi membuat janji kepada seseorang yang akan membeli Violetta.
"Jadi bagaimana, Tuan Jason. Cantik bukan keponakanku?" Ucap Jesslyn.
Lelaki itu tersenyum miring di sudut bibirnya ketika melihat Violeta yang benar-benar cantik dengan gaun sederhana agar tipis yang sudah berada duduk di dalam kamar tersebut.
"Iya, dia begitu cantik. Sangat cantik."
"Jadi, bagaimana kesepakatannya?" Tanya Jeslyn.
"Baik, saya akan transfer sekarang juga 700 juta sisanya setelah nanti saya menghabiskan malam dengannya."
"Terima kasih, Tuan Jason."
Setelah transferan itu masuk ke rekeningnya maka Jesslyn dan juga anaknya segera pergi dari tempat itu membiarkan Violetta bersama dengan Jason di sana.
Violetta tidak tahu dirinya berada dimana, namun ia bisa mencium aroma Alkohol yang snagat menyengat di sekitarnya membuatnya dirinya pun menyangka bahwa tempat ini bukan di tempat keramaian biasa.
"Hey, ayo sayang. Ikut denganku," ucap Jason dengan lembut Seraya menyentuh tangan Violet yang langsung di lepas olehnya.
"Si-siapa, Kau?"
"Tenang, aku adalah seseorang yang akan membuatmu senang malam ini," ucapnya dengan membelai rambut panjang Violet.
"Tidak! Pergi! Aku tidak kenal kau siapa." Usirnya dengan nada lantang.
Jason kesal, maka ia akhirnya membungkam mulut gadis itu hingga menariknya pergi dari bar itu dan menuju ke sebuah kamar yang telah Ia pesan.
Beberapa kali violet berusaha untuk memberontak namun tetap saja kekuatan dari lelaki itu lebih besar darinya Dan lagi ketika ia nantinya bebas maka dirinya tidak tahu harus pergi ke mana.
Lelaki itu langsung mendorong kuat tubuhnya ke kasur, hingga membuat Violet terbaring.
"Hei! Aku sudah membayarmu mahal! Maka rugi jika aku tidak merasakan tubuhmu!"
Violet terbelalak, mendengar perkataan yang dilontarkan oleh lelaki itu membuat dirinya langsung menipiskan air mata karena ternyata Bibi serta sepupunya itu telah menjual dirinya pada lelaki ini.
Saat Jason sudah melepaskan jasnya dan melempar kesembarang arah. Ia langsung mendekati Violet. Tetapi ia tidak tinggal diam walaupun dirinya tidak bisa melihat, tetapi ia memiliki insting yang kuat hingga membuatnya pun langsung mendorong lelaki itu hingga terjatuh ke lantai.
"Akh! Sial! Berani kau melakukan itupun padaku, hah?!"
Dengan cepat violet langsung turun dari atas kasur tersebut mencoba untuk berjalan dengan meraba bagian tembok untuk mencari pintu. Namun, Jason yang sudah bangkit dari posisinya, langsung menarik tangannya kembali dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke arah kasur itu lagi.
Ketika Jason ingin melancarkan aksinya namun tiba-tiba seorang ponsel berdiri hingga membuat dirinya pun melihat ke layar ponselnya.
Terdapat nama Vikana disana, membuatnya pun langsung melepaskan tangan violet hingga ia langsung mengangkat panggilan tersebut dan keluar dari kamar itu.
Masih dengan rasa ketakutan Violet duduk di kasur Itu dengan meremas kedua tangannya sendiri dengan kuat. Jantung yang berdetak kuat serta air mata yang mulai mengintip di pipinya membuat dirinya benar-benar tidak bisa menahan rasa ketakutan ini.
'Papa, Mama. Violet takut ...' batinnya merintih.
Di tempat yang sama. Lelaki tampan dengan jas berwarna hitam dan celana berwarna senada benar-benar sudah frustasi dengan masalahnya yang begitu banyak di dalam kepalanya. Dia lampiaskan semuanya Dengan banyak meminum alkohol sampai beberapa botol dan membuatnya pun benar-benar mabuk berat.
"Tuan, jika tuan seperti ini terus maka sama aja Tuan merasa kalah dari wanita itu."
Perlahan lelaki tersebut yang sudah kacau dengan penampilannya melihat ke arah lelaki yang berada di sampingnya yaitu Sang asisten pribadi.
"Hei, Rendra. Kau tidak usah ikut campur. Itu urusanku!"
Rendra, tidak bisa membiarkan atasannya seperti ini terus. Maka ia pun akhirnya bilang kepada pegawai di sana untuk memesankan sebuah kamar agar atasannya ini bisa beristirahat lebih dulu dan menenangkan pikiran yang sedang kacau ini.
Rendra, mencoba untuk memapah tubuh Atasanya tersebut. Namun, Vir yang memang keras kepala malah mendorong asistennya itu.
"Aku tidak lemah, Rendra. Jangan kau samakan aku seperti pecundang di luaran sana. Aku bisa sendiri," ucapnya dengan nada orang mabuk dan berdiri tahg sempoyongan.
"Tuan, mari saya bantu."
"Tidak! Aku bisa sendiri," balasnya yang langsung berjalan menuju kamar kamar yang telah di pesankan oelh Rendra tadi.
Vir berjalan sambil beberapa kali memegangi dinding karena hampir terjatuh, hingga ia sampai di sebuah kamar dan langsung membukanya tanpa melihat dulu nomor kamar tersebut.
Ia terkejut, Karena terdapat wanita yang tengah Berdiri di depan pintu kamar itu dengan baju dress berwarna merah tanpa lengan seatas lutut. Rambutnya terurai panjang dengan poni lurus dan lipstik merah muda menyala.
Violet yang memang ingin kabur dari kamar itu dirinya hendak membuka pintu kamar tersebut namun sudah didahului oleh Vir yang telah membukanya dari luar terlebih dahulu.
"Si-sapa kau?" Tanya Violet dengan lirih.
Vir yang tidak begitu jelas melihat wanita itu, tapi ia tahu kalau didepannya ini ada gadis cantik yang menyambutnya, maka membuatnya tersenyum smrik.
'Jadi, Rendra tidak hanya menyediakan kamar untukku beristirahat, tapi dia juga menyediakan seorang wanita untuk menghiburku.' batinnya.
Suara langkah sepatu Vir kian mendekat, membuat Violet perlha mundur. Dirinya ingin menghindar namun Vir langsung mendorongnya hingga lagi-lagi terjatuh dengan posisi terlentang di kasur itu.
Violet terbelalak. "Tidak! Aku mohon, biarkan aku pergi!"
Teriakan Violet sama sekali tak di gubris oleh Vir. Lelaki yang sudah terpengaruh oleh minuman keras itu benar-benar sudah tak mendengarkan lagi apapun yang keluar dari mulut Violet.
Ia melancarkan aksinya, Karena dia pikir Violet adalah gadis yang telah di pesan khuus oleh asistennya untuk dirinya.
"Akh! Ak-aku mohon lepaska aku ...."
Seberapa kuat Violet berteriak, maka Vir tidak akan melepaskannya. Hingga wanita dengan dress berwarna merah yang sudah koyak itu hanya bisa menangis dibawah kukungan Vir diatasnya.
'Mama ... Papa ... ' batinnya menjerit dalam Isak tangisnya.
Violet terus menangis, hingga dirinya yang sudah kelelahan pun akhirnya tak sadarkan diri, hingga membuat Vir yang juga merasakan sakit di kepalanya pun pingsan tak sadarkan diri tepat di samping Violet.
"Sudahlah, Bibi. Semua perlakuan Bibi sudah aku maafkan sejak lama. Sampai kapanpun, Bibi, Paman Vikar dan Viitania adalah keluarga satu-satunya yang aku miliki. Aku memiliki keluarga baru yaitu suamiku dan mama mertua. Mereka sama sayangnya seperti kalian menyayangi aku."Ucapan lembut dan tulus dari Violet, membuat mereka semua tersenyum. Haru biru yang dirasakan di rumah itu membuat semuanya ikut merasakanya.Violet dan Vir memaafkan perlakuan Jesslyn yang selama ini dilakukannya. Begitu pula dengan Jesslyn yang benar-benar menyesal akan semua perbuatannya dulu hingga membuat dia seperti ini.Kalau saja waktu bisa terulang kembali, maka Jeslyn tidak akan pernah mau berbuat jahat kepada keponakannya tersebut, karena itu dampaknya sangat besar sehingga membuatnya seperti ini.*****Beberapa bulan telah berlalu. Sejak kejadian itu, semuanya sudah berjalan dengan baik keluargaJesslyn yang sudah baik pada Violet.Sebulan sekali, mereka s
"Perkembangan janinnya semakin baik, berat badannya juga sudah mulai naik dan ini suatu perkembangan yang sangat bagus. Detak jantungnya pun normal," ucapkan dokter Seraya menunjukan di layar monitor itu yang di lihat pula oleh Violet dan Vir.Setelah selesai pemeriksaan, membuat mereka pun perlahan menuju ke arah tempat duduk kembali. Violet langsung dibantu oleh Vir turun Dari ranjang itu secara perlahan."Hati-hati, Violet," ucap Vir yang dianggukan oleh Violet dengan senyuman tipis.Mereka pun segera duduk di bangku, tepat di depan sang dokter yang memberikan arahan kepada mereka serta vitamin seperti biasa untuk kandungan Violet.Setelah selesai, mereka segera keluar dari ruangan tersebut dan hari ini Violet sudah berjanji ingin ke rumah Pamannya atas permintaannya yang waktu itu telah selesai operasi. Di dalam mobil, mereka yang duduk berdampingan, membuat Violet memperhatikan sang suami."Aku baru tau, kalau ternyata dirimu sebai
Pemberitaan di media tentang Violet yang bisa melihat itu tersebar luas di seluruh penjuru negeri ini. Jelas, hal itu diketahui oleh keluarga Jesslyn yang saat ini tengah duduk menonton siaran itu di televisi.Sontak, itu membuat Vikar sangat senang karena kini keponakannya bisa melihat kembali. Seharusnya dulu saat Violet mengalami kecelakaan dan dokter memintanya untuk mengoperasi dia bisa menyanggupinya. Tetapi semua itu terhalang oleh dana yang tidak dia miliki.Kini, mendengar berita bahwa keponakannya bisa melihat itu benar-benar membuat Dia merasakan kebahagiaan tersendiri."Baru-baru ini, kabar mengejutkan dari keluarga Vedrick group yang tak lain adalah istri dari Tuan muda Vir, yang diketahui mengalami sebuah kebutaan akhirnya berhasil dioperasi dan dapat melihat kembal. Di salah satu rumah sakit milik mereka. Saat ini, sang istri sudah dipulangkan ke rumah dan masih menggunakan kacamata hitam karena belum bisa melihat cahaya yang terla
Vir benar-benar tidak sabar untuk menantikan hal seperti. 'Aku benar-benar senang. Akhirnya Violet akan bisa melihat kembali.' batinnya yang masih terus memperhatikan sang istri karena dokter dan beberapa suster sudah berada di ruangan itu sambil persiapkan alat apa saja yang digunakan untuk membuka perban tersebut.Qiana yang berdiri tak jauh dari sang anak juga memperhatikannya dengan wajah gembira, sambil sesekali dirinya melirik ke arah Vir yang Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk menantikan hal ini.Dia menyentuh pundak sang anak yang membuat empunya menoleh ke arah dirinya. "Kamu tidak sabar kan melihat Violet bisa melihat kita," ucapnya langsung dianggukan oleh Vir dengan sangat antusias."Sama, Mama juga begitu. Tidak sabar untuk menantikan hal ini," lanjutnya berucap.Vir tersenyum manis begitu juga dengan Qiana. Pandangan mereka tertuju kembali ke arah Violet yang saat ini tengah duduk dan sang dokter dengan beberapa suster pun sa
'Ternyata rencanaku berhasil. Semua ini membuat mereka hancur.' batinnya.Vir langsung membalas pesan dari sang asisten Lalu setelah selesai ia menaruh penselnya ke saku jas dan masuk kembali ke ruangan sang istri yang saat itu masih mengobrol bersama Mamanya."Saat ini kandunganmu sudah memasuki 20 Minggu. Semakin lama semakin besar dan berkembang baik, Violet.""Iya, Ma. Dia aktif sekali di dalam sana dan aku merasa senang."Percakapan mereka, jelas didengar oleh Vir yang baru saja menutup pintu ruangan itu. Dirinya tersenyum memperhatikan dua wanita yang sangat dia sayangi. Perlahan, ia melanjutkan langkahnya dan menghentikan tepat di samping sang Mama.Qiana menoleh. "Vir, kamu temani Violet ya. Mama akan berbicara kepada beberapa pengawal untuk membawa Ayu ke sini, mengambil beberapa baju untuk Violet," ucapnya dianggukan oleh Vir.Setelah itu, Qiana keluar untuk menghubungi Ayu dan memberikan instruksi beberapa pengawalnya.
"Jesylin, katakan padaku jujur. Apa yang sebenarnya terjadi?" Pertanyaan dari sang suami mampu membuat Jeslyn, perlahan melirik kearahnya. Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia berkata. "Ini semua salahku. Maafkan aku yang selama ini telah berbuat jahat pada Violet. Kalau saja waktu itu aku tidak melakukan hal tersebut, maka mungkin saat ini aku juga tidak akan mengalami seperti ini.""Maksudmu apa, Jesylin?""Ini adalah balasan yang pantas aku dapatkan, sayang," jawabnya lirih dengan beberapa tetes air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Vikar masih belum mengerti maksud perkataan istrinya. Namun, dia langsung mengusap air mata tersebut dengan lembut. "Aku paham, Kenapa tuan muda Vir itu disematkan, makhluk dingin dan kejam. Tapi semua yang dilakukan itu untuk kebaikan keluarganya. Dan inilah yang aku dapatkan karena berani berbuat jahat kepada istrinya."Mendengar ucapan penjelasan Jeslyn, membuat Vikar paham, kalau ternyata istrinya yang seperti ini mengalami banyak lu






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments