All Chapters of Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir: Chapter 41 - Chapter 50

Violet mencoba untuk mencium bau darah yang menyengat dari tubuh Vir, hingga ia berhenti tepat di bagian perutnya. Perlahan, ia kembali membenarkan posisi duduknya."Bagian perutmu terluka?""Kau tau itu? Bagaimana caranya bahkan kau saja tidak bisa melihat."Violet tidak menjawab pertanyaan dari Vir, namun ia bangkit dari posisinya dan perlahan menuju ke arah nakas yang berada tepat di sampingnya, membuka laci lalu mengambil kotak P3K yang berada di sana karena sebelumnya Ayu telah memberitahu kepadanya karena terdapat peralatan medis di ruangan kamarnya ini. Ia juga mengambil air dengan mangkuk kecil yang berada di wastafel lalu setelahnya ia duduk kembali tepat di dekat Vir dan mulai membuka kotak tersebut.Vir memperhatikan violet yang mulai mengambil peralatan itu lalu tepat ditaruh di atas kotak tersebut. "Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Vir."Aku sudah mengambil kotak P3K dan kau masih bertanya apa yang aku lakukan? Jelas aku ingin mengobatimu. Cepat, kau buka bajumu, agar

'Dasar kau wanita licik. Sampai kapanpun kau selalu memiliki cara licik untuk bisa mendapatkan apa yang kau inginkan. Tapi, tenang saja. Semua rencana yang telah kau buat itu akan aku obrak-abrik semua. dan kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang seharusnya tidak menjadi milikmu, Jane.' batinnya.Qiana yang mengatur nafasnya lalu ia tertuju kembali ke arah Rendra. "Baiklah, kalau begitu Kamu sudah boleh pulang dan untuk selanjutnya mungkin Vir akan lebih lama di rumah untuk proses penyembuhan luka yang dialaminya dan kamu yang menghandle semua pekerjaannya di kantor.""Baik, Nyonya Itu sudah pasti akan saya lakukan." Ucapkan yang dianggukan oleh kiana. "Kalau gitu saya permisi ya Nyonya," ujarnya yang lagi-lagi dianggukan oleh Jane. Setelah itu, Rendra bangkit dari posisinya dan segera berbalik keluar dari rumah tersebut.Qiana yang Masih disana mengatur nafasnya beberapa kali. Ia berusaha untuk tetap tenang dan tak memikirkan apa yang tadi disampaikan oleh Rendra tentang yang berhu

Pukul 06.00. Semalaman Vir tidur di kamar violet. Namun violet tidak tidur di kasur Itu melainkan dia memilih untuk tidur di sofa. Pagi ini, Vir telah bangun dan dia baru saja mandi tepat di toilet yang berada di kamar violet. Violet, yang baru saja bangun membuka kedua matanya dan menguap. Tangannya mulai meraba tongkat yang ada di dekatnya.'Vir sudah bangun atau belum ya?' batinnya.Perlahan, ia berjalan dengan tongkatnya menuju ke arah kasur lalu ia mencoba meraba kasur tersebut. Namun sepertinya dia tidak memegang kaki atau apapun yang berada di kasur Itu. "Kemana dia? Apa dia sudah bangun dan keluar dari kamarku?" gumamnya.Violet kembali berjalan menuju ke arah toilet, dia ingin cepat-cepat segera mandi untuk membersihkan diri namun ketika dirinya mencoba untuk membuka toilet.Sontak saja, pintu itu terbuka yang membuat dirinya pun agak terkejut. Begitu juga dengan Vir yang sangat terkejut. Karena sekarang dirinya hanya bertelanjang dada dan menggunakan handuk tepat di bagi

Perlahan, Violet mulai berjongkok untuk membersihkan piring tersebut dengan merabanya secara perlahan.Namun. Dia terkena serpihan piring itu hingga membuat jari telunjuknya sedikit berdarah. "Aw!" Jelas didengar oleh Vir.Pandangannya langsung tertuju ke arah Violet dan ia melihat bahwa terdapat titik darah di ujung jari telunjuk istrinya tersebut. Perlahan Ia pun bangkit dengan berjongkok tepat di dekat violet yang saat itu hendak bangkit. "Violet jarimu terluka."Ucapan Vir secara tiba-tiba yang sudah ada di dekatnya, membuat violet menoleh ke arah lelaki itu. "Em, Vir. kau seharusnya berada di atas kasur saja, aku baik-baik saja tidak terjadi sesuatu padaku ini tadi hanya terkena serpihan dan piring saja.""Tapi jarimu terluka Violet, biar aku bantu," ucapnya yang berusaha bangkit untuk mengambil kotak P3K itu namun dirinya pun merasakan sakit di perutnya hingga membuat ia terhenti sejenak.Violet sempat mendengar rintihan Vir, ia langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. "V

"Gimana sayang? Sangat mengerikan bukan?" Ucap vikana yang tertuju ke arah sang kekasih.Jason menganggukkan kepalanya lalu segera menutup video tersebut dan tidak ia tonton sampai habis karena menurutnya itu memang benar-benar kejam.Jason takut untuk menonton lebih lanjut karena memang saya mengerikan, banyaknya cairan merah kental dalam video itu benar-benar membuat dirinya sedikit merasa pucat. 'Gila, Vir benar-benar sudah gila. Dia bisa melakukan itu sendirian. Ini sangat terbanding kembali dengan wajahnya yang memang dikenal soft namun lirikan matanya yang seperti orang itu menandakan kalau dia memang kejam.' batinnya."Sayang, aku takut. Hal serupa juga terjadi padaku dan mama. Maka dari itu aku meminta bantuanmu untuk meminjamkan beberapa pengawalmu menjaga mama dan aku."Jason menoleh ke arah kekasihnya, Ia meletakan ponsel yang tepat di atas meja bersebelahan dengan ponsel Vikana pastinya itu.Perlahan senyuman manis terpancarkan di wajahnya lalu ia memandangi mata kekasihn