Disisi Lain“Mau pergi sama Rudi?”Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Vivi, terdengar lebih seperti sebuah tuduhan daripada sekadar tanya. Nada suaranya berat, ditarik oleh sesuatu yang samar-samar terasa menyesakkan di dalam dada. Baru saja ia menutup pintu mobilnya, suara itu pecah begitu keras hingga memecahkan kesunyian halaman rumah besar itu. Alisnya mengernyit, garis tipis di keningnya semakin dalam, bibirnya mengatup rapat, seperti menahan sesuatu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Tangannya masih sibuk memegang rantang berisi makanan. Ia belum sempat menurunkannya dari kursi belakang mobil. Di sana, di balik kaca yang sedikit buram oleh pantulan cahaya sore, tampak beberapa wadah yang ia tata dengan rapi. Makanan sehat, bergizi, penuh perhatian, dan penuh cinta, sudah sejak pagi ia siapkan.Vivi tidak pernah bermain-main soal itu. Ia meluangkan waktunya dengan sepenuh hati. Ia menyingsingkan lengan bajunya, masuk ke dapur, meracik bahan-bahan terbaik yang se
Dernière mise à jour : 2025-08-28 Read More