Semua Bab Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?: Bab 31 - Bab 40

Valencia langsung membeku di tempat dan tidak percaya pada apa yang disaksikannya. Stewart dan Josie sedang berpelukan.Untuk pertama kalinya, kebencian terhadap Stewart membuncah dalam dirinya. Tangannya mencengkeram tirai erat-erat. Dia sangat berharap bisa menyingkirkan tirai ini dan mengungkap perselingkuhan mereka kepada para wartawan."Mama, aku datang untuk ambil abu Nenek."Begitu mendengar suara itu, Valencia langsung menoleh. Hayden sudah berada di sampingnya dan hampir menyelinap melewati kakinya.Valencia merasa kepalanya seperti tersengat listrik. Dia teringat bagaimana pada 16 tahun yang lalu, dia menangkap basah ayahnya berselingkuh dengan simpanannya. Setelahnya, mimpi buruk itu menghantuinya selama bertahun-tahun.Sementara itu, Hayden baru berusia lima tahun. Valencia tidak bisa membiarkan Hayden mengalami hal yang sama. Dia meraih bahu Hayden untuk menghentikannya. Tirai itu pun terlepas dari genggamannya dan menutupi seluruh ruang dalam.Tepat pada saat ini, Stewart

Mata semua orang tertuju pada mobil. Stewart yang mengenakan pakaian rapi turun dari mobil dengan tenang. Dengan sorotan mata yang tajam, dia menatap dingin pada kerumunan yang absurd ini."Apa yang kalian lakukan?"Setelah turun dari mobil, Stewart memeluk Valencia. Pintu mobil segera ditutup untuk mencegah siapa pun melihat pemandangan panas yang tersembunyi di dalam."Papa, kita mau tangkap penjahat yang hancurkan guci abu Nenek," kata Hayden sambil melangkah maju dan mendongak.Mendengar ini, Stewart baru ingat bahwa dirinya telah menampar Josie. Josie jatuh ke lantai dan terbentur sudut meja sehingga guci itu jatuh. Tatapan Stewart tertuju pada wajah Valencia yang pucat, lalu dia berkata dengan penuh rasa iba, "Sayang, aku akan kasih kamu penjelasan. Aku nggak akan ampuni siapa pun yang hancurkan guci abu Mama."Valencia meraih tangan Hayden. Dia tidak menginginkan apa pun selain pergi. Stewart jelas-jelas sedang bersikap layaknya maling teriak maling. Penjelasan seperti apa yang

Valencia mengikuti suara dan mencapai lantai dua. Dia berhenti di ujung tangga dan ruang tamu yang tidak terhalang sedikit pun.Kedua orang itu begitu terhanyut dalam gairah sehingga mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran orang lain. Berbagai benda pribadi yang memalukan berserakan di lantai dan sofa. Pemandangan ini sungguh menjijikkan dan menusuk hati Valencia. Tangannya yang menggenggam tongkat golf mulai gemetar.Pada saat ini, terdengar suara Kenny dari ponsel Stewart yang diletakkan di dekatnya. Mereka sedang melakukan panggilan video ....Suara musik dari tempat Kenny terdengar sangat memekakkan telinga, sedangkan suara erangan mesra juga tidak berhenti terdengar. Di kedua sisinya, terdapat dua wanita cantik. "Dengar-dengar, kakak iparku yang kedua sudah kembali. Kak Stewart, sudah kubilang kamu nggak seharusnya mengusirnya dan tahan nafsu sendiri. Betapa baiknya Kak Josie! Dia nggak sok suci dan berpikiran terbuka, nggak seperti Kak Valen yang kayak orang suci. Kamu sud

Berhubung Stewart tiba-tiba menerjang masuk dan menariknya ke belakang, Valencia tidak sempat bereaksi. Dia menyaksikan Stewart mengayunkan tinjunya ke arah Calvin, tetapi Calvin mundur selangkah untuk menghindar.Tatapan kedua orang itu bertemu dan aura berbahaya memenuhi udara di sekitar mereka."Bukankah ini Pak Stewart dan Nyonya Valencia? Waktu Nyonya pingsan di area vila hari itu, Pak Calvin yang menelepon ambulans." Orang yang berada di kafe adalah para penghuni vila. Meskipun tidak sekaya orang-orang yang tinggal di kawasan vila selatan kota, mereka tetap tidak bisa diremehkan. Mereka langsung mengenali Stewart dan Valencia. Bagaimanapun juga, Keluarga Gunawan memang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Namun, mereka juga mengenali Calvin.Valencia mengempaskan genggaman Stewart yang makin erat, sedangkan Stewart menatapnya dengan terkejut. Kemudian, tatapan Valencia beralih dari wajah tampannya yang muram ke setelan jasnya yang rapi. Siapa yang bisa membayangkan bahwa S

Itu juga adalah ikat pinggang yang digunakan Stewart yang tenggelam dalam hasrat untuk mengikat pergelangan tangan Josie.Valencia melempar ikat pinggang itu ke samping kaki Stewart dengan tatapan penuh kekecewaan. Akhirnya, dia melihat kepanikan dan rasa bersalah di mata Stewart.Saat berlari keluar dari vila, Valencia bertemu dengan manajer properti yang datang karena keributan di tempat ini."Vila milik Keluarga Gunawan di sini yang mana?" tanya Valencia.Manajer properti itu menyeka keringat di dahinya dan tidak berani berbohong. "Nyonya Valencia, vila termewah ini milik keluarga kalian."Baru saja manajer properti itu selesai berbicara, Stewart juga telah berhasil mengejar keluar.Pada saat menatap wajah tampan Stewart yang masih sama seperti dulu, Valencia merasa rasa sakit yang dirasakannya sudah cukup mendalam sehingga dia tidak akan merasa sakit lagi. Namun, seluruh tubuhnya terasa bagaikan hancur berkeping-keping.Air mata mengaburkan pandangannya. Dia melepas cincin kawin da