Ketika rapat hampir selesai, Topan berdiri, menatap satu persatu orang-orang kepercayaannya dengan wajah serius. "Dimas, kau kontrol aliran, jangan biarkan mereka sadar sampai saatnya!" "Rian, kau gali cerita lama, orang yang tidak lagi berani berbicara harus diberi alasan untuk buka suara!" "Andreas, kau siapkan jaringan sapu bersih reputasi, bocorkan, tapi dalam urutan yang membuat media dan publik tidak bisa tutup mata!" Usai berkata demikian, Topan merapikan jaketnya sebentar, lantas duduk kembali. Setelah semua mengangguk, tidak ada pertanyaan lagi, juga saling berseru semangat, Topan menutup rapat. Mereka pun mulai meninggalkan ruang itu satu persatu, kembali ke bagian-bagian masing-masing mengurus tugasnya. Sedangkan Topan sendirian masih duduk di kursinya, tengah menatap foto kecil keluarganya. Di foto itu, Ibunya bersandar di bahu ayahnya, juga sang adik yang tertawa. Ia lalu membelai foto itu dengan ibu jarinya sampai pinggir kertasnya mengkilap. Ayah, Ibu, Febr
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya