Davina terbangun lebih dulu, membuka matanya perlahan. Pandangannya langsung jatuh pada sosok Topan yang masih terbaring di sampingnya. Davina sempat terdiam beberapa saat, hanya menatap garis rahang tegas, alis tebal dan napas teratur sang suami. Ada sesuatu di dadanya yang bergetar. Hangat sekaligus membuatnya salah tingkah. Kalau dipikir-pikir, Topan tampan juga. Bahkan sangat tampan. Kenapa aku baru menyadarinya? Memikirkan hal itu, Davina menghembuskan napas berat. Jelas saja ia baru menyadarinya. Selama ini, kebenciannya menutupi segalanya. Mendadak, Davina teringat akan tekadnya tadi malam. Kini, Davina tersenyum simpul selagi menatap Topan lekat. Maafkan aku, Topan karena tadi malam aku mengecewakanmu lagi. Tapi aku janji, nanti malam, aku akan mengatakan siap. Aku akan menyerahkan diriku sepenuhnya padamu. Usai berbicara di dalam hati, pelan-pelan, seolah takut membangunkan, Davina mendekatkan wajahnya. Setelah menatap untuk beberapa saat, ia mengecup singkat pipi T
Terakhir Diperbarui : 2025-09-14 Baca selengkapnya