Saat aku merenungkan hal ini, Harris melangkah maju dan menarikku ke dalam pelukannya.“Dian, kamu sudah pulang! Aku tahu, kamu pasti nggak tega meninggalkanku dan Henry! Baguslah kalau kamu sudah pulang, keluarga kita bisa ….”Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, aku mendorongnya dan dengan dingin berkata, “Pak Harris, kamu sudah salah paham. Aku adalah dokter psikolog yang akan menangani kasus anakmu. Hubunganku denganmu hanyalah hubungan seorang dokter dan keluarga pasien.”“Anakku?”Mata Harris memancarkan keputusasaan, sama seperti Henry yang menatapku dengan putus asa. Saat ini, matanya sudah sangat memerah.“Dian, kamu bahkan tidak menginginkan anakmu lagi? Aku selalu bilang padanya, setelah emosimu reda, kamu pasti akan kembali. Kalau kamu pulang, semuanya akan baik-baik saja.”Aku tertegun sejenak, tanpa sadar aku menoleh ke arah Henry.Benar saja, kondisinya semakin memburuk setelah Harris muncul dan mendengar percakapan kami.Aku mengerutkan keningku dan menarik Harris kelua
Read more