Sahabat kecil suamiku mengidap penyakit parah. Demi agar dia bisa merasakan kehangatan keluarga dan tidak meninggalkan rasa penyesalan nantinya, suamiku memberikan kalungku kepadanya dan pergi bersamanya di hari ulang tahunku. Anakku bahkan diangkat jadi anak angkatnya. Dia bilang, “Dian, Lisa sudah mau meninggal, mengalah saja padanya.” Setiap kali aku meminta waktu dan perhatian mereka, anakku akan membantu ayahnya bicara. “Bu, bukankah ibu selalu mengajarkanku agar berjiwa besar? Tante Lisa sudah mau meninggal, kenapa Ibu terus mengganggunya?” Lama kelamaan, aku tidak lagi meminta apapun dari mereka. Suatu malam, aku mendengar pembicaraan putraku dengan ayahnya, “Tante Lisa sangat lembut dan anggun! Alangkah bagusnya jika Ibu bisa seperti dia!” Harris tertawa dan dengan lembut mengusap kepala putra kami. “Meski ibumu agak keras, tapi semua ini dilakukan demi kebaikanmu. Kalau kamu begitu menyukai Tante Lisa, biar dia menjadi Ibu angkatmu saja, oke?” Ternyata, anak yang kulahirkan dengan susah payah tidak menyukaiku. Aku menundukkan kepalaku, lalu diam-diam menutup pintu kamar dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Karena mereka berdua tidak menyukaiku, jadi aku diam-diam pergi meninggalkan mereka.
View MoreSeketika itu, wajah Harris berubah menjadi pusat pasi.Henry merasa sangat emosional, dia melangkah maju dan menarik putriku, “Kamu anak siapa! Lihat dengan jelas siapa ibumu? Ini adalah ibuku!”Putriku langsung menghambur ke dalam pelukanku dan dengan erat merangkul pundakku dengan kedua tangannya. “Ibu, siapa mereka?Aku segera menepis tangan Henry dan dengan lembut menenangkan putriku yang ketakutan, tanpa menyadari bahwa Henry telah jatuh ke lantai. “Jangan takut sayang, mereka adalah kenalan Ibu.”Setelah mendengar ucapanku, putriku pun menyapa mereka dengan suaranya yang lucu, “Halo Paman, halo Kakak.”Henry duduk di lantai dengan linglung, melihatku dengan sabar membujuk putriku, wajahnya jadi merah padam karena marah.“Ibu mendorongku demi anak orang lain! Dulu, di mata ibu hanya ada aku! Ini semua salahmu!” ucapnya sambil menunjuk putriku.“Dasar pencuri! Beraninya kamu mencuri ibuku!”Aku mengerutkan kening, memeluk putriku dalam dekapanku dan memperhatikan Henry dengan wasp
Saat aku merenungkan hal ini, Harris melangkah maju dan menarikku ke dalam pelukannya.“Dian, kamu sudah pulang! Aku tahu, kamu pasti nggak tega meninggalkanku dan Henry! Baguslah kalau kamu sudah pulang, keluarga kita bisa ….”Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, aku mendorongnya dan dengan dingin berkata, “Pak Harris, kamu sudah salah paham. Aku adalah dokter psikolog yang akan menangani kasus anakmu. Hubunganku denganmu hanyalah hubungan seorang dokter dan keluarga pasien.”“Anakku?”Mata Harris memancarkan keputusasaan, sama seperti Henry yang menatapku dengan putus asa. Saat ini, matanya sudah sangat memerah.“Dian, kamu bahkan tidak menginginkan anakmu lagi? Aku selalu bilang padanya, setelah emosimu reda, kamu pasti akan kembali. Kalau kamu pulang, semuanya akan baik-baik saja.”Aku tertegun sejenak, tanpa sadar aku menoleh ke arah Henry.Benar saja, kondisinya semakin memburuk setelah Harris muncul dan mendengar percakapan kami.Aku mengerutkan keningku dan menarik Harris kelua
Sekarang, aku sudah sampai di negara asing dan memulai hidup baru.Sebelum hamil, aku mengambil mata kuliah ilmu psikologi. Di lingkungan baru ini, aku memilih untuk melanjutkan studi akademis yang sempat aku tinggalkan karena keluargaku.Hanya di kampus, aku baru benar-benar merasa seperti kembali ke masa lima tahun yang lalu.Waktu itu, aku belum kenal dengan bos mafia Harris dan juga belum melahirkan Henry.Aku hanya mencintai diriku sendiri, nilaiku juga sangat baik. Aku juga bisa melakukan apapun yang aku inginkan.Di lingkungan baru yang bebas dan indah ini, aku perlahan-lahan melupakan masa laluku dan menjadi psikolog anak setempat.Akhirnya, aku juga memiliki keluarga baru, seorang suami yang mencintaiku dan seorang putri yang berumur tiga tahun.Aku kira, aku sudah sepenuhnya melupakan masa lalu.Namun tidak disangka, lima tahun kemudian, aku bertemu lagi dengan Harris dan Henry.Seorang rekan seprofesiku mengundang aku untuk menangani sebuah kasus sulit, aku kembali ke kota y
Karena masih kecil, Henry sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi saat ini.Mendengar aku sudah tidak menginginkannya, dia langsung meraung dan menangis ketakutan.“Tidak! Di mana Ibu? Aku mau Ibu!”Tangisannya membuat Harris yang sudah tertekan menjadi semakin bingung.Biasanya, Harris hanya menemani anak bermain. Dia sama sekali tidak pernah menjaga Henry seharian penuh.Harris terpaksa menggendong Henry hingga tertidur di pelukannya setelah lelah menangis. Saat tengah malam, Henry tiba-tiba terbangun dan menangis mencari ibu lagi. Untuk menenangkan Henry, Harris pun langsung memeluk dan menepuk punggung Henry. “Tidak apa-apa, ibu pasti akan pulang. Dia sangat mencintai kita berdua, dia pasti akan pulang.”Namun, Henry sama sekali tidak mendengarkannya.Air matanya membasahi pipinya, dia menangis tidak terkendali.“Aku mau ibu! Aku mau ibu!”Melihat putranya yang biasanya cerdas dan pengertian berubah menjadi monster kecil yang rewel dan terus menangis serta tidak mau makan da
Harris menemani Lisa di rumah sakit semalaman. Malamnya, dia baru pulang ke rumah.Awalnya, dia sama sekali tidak menyadari kepergianku.Ketika membuka pintu dan melihat Henry sedang berjongkok di lantai bermain video gim sambil makan eskrim, dia merasa sedikit heran.Biasanya, aku tidak mungkin membiarkan Henry makan eskrim sebanyak itu, karena takut dia akan sakit perut. “Henry, ibu di mana?”“Sepertinya sudah keluar,” jawab Henry sambil menatap layar gimnya, dia sama sekali tidak menolehkan kepalanya.Dia merasa senang jika ibunya bisa terus mengabaikannya seperti hari ini.Lagipula, Ayah dan Tante Lisanya tidak secerewet ibunya.Harris mengerutkan keningnya.“Dian jarang sekali mengabaikan anak seperti hari ini.” Harris bergumam dengan suara pelan. “Pasti karena aku terlalu lama menemani Lisa, jadi dia cemburu dan marah,” ucap Harris lagi.Harris tersenyum tidak berdaya. Saat dia mengeluarkan ponselnya dan hendak meneleponku, pandangannya tiba-tiba tertuju pada kartu hitam yang
Keesokan paginya, aku menatap waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh, ini waktunya aku berangkat.Seperti biasanya, Harris menemani Lisa di rumah sakit semalaman.Pagi-pagi sekali, aku menyeret koperku dan bersiap untuk pergi.Saat melewati kamar Henry, aku menghentikan langkahku.Henry lahir prematur, karena itu tubuhnya sangat lemah dan sering sakit.Untuk memastikan dia bisa mendapat perawatan terbaik, aku sendiri yang mengurus dan mengatur semua kebutuhannya sehari-hari. Aku tidak pernah mempekerjakan pembantu ataupun pengasuh.Setelah merasa ragu sejenak, aku meletakkan barang bawaanku dan memutuskan untuk melihatnya sekali lagi sebelum aku pergi.Henry bukan hanya wajahnya saja yang mirip dengan ayahnya, tetapi sikap cueknya juga. Melihatku berjalan masuk ke kamarnya, Henry yang tadinya membungkuk di meja mendongakkan kepalanya dan memanggilku, kemudian kembali melukis.Aku menatap wajahnya yang mirip sekali dengan Harris, lalu berkata dengan suara pelan, “Henry, Ibu sudah mau pe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments