Short
Biar Suami dan Anakku Hidup Tanpa Penyesalan

Biar Suami dan Anakku Hidup Tanpa Penyesalan

By:  SemangkaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sahabat kecil suamiku mengidap penyakit parah. Demi agar dia bisa merasakan kehangatan keluarga dan tidak meninggalkan rasa penyesalan nantinya, suamiku memberikan kalungku kepadanya dan pergi bersamanya di hari ulang tahunku. Anakku bahkan diangkat jadi anak angkatnya. Dia bilang, “Dian, Lisa sudah mau meninggal, mengalah saja padanya.” Setiap kali aku meminta waktu dan perhatian mereka, anakku akan membantu ayahnya bicara. “Bu, bukankah ibu selalu mengajarkanku agar berjiwa besar? Tante Lisa sudah mau meninggal, kenapa Ibu terus mengganggunya?” Lama kelamaan, aku tidak lagi meminta apapun dari mereka. Suatu malam, aku mendengar pembicaraan putraku dengan ayahnya, “Tante Lisa sangat lembut dan anggun! Alangkah bagusnya jika Ibu bisa seperti dia!” Harris tertawa dan dengan lembut mengusap kepala putra kami. “Meski ibumu agak keras, tapi semua ini dilakukan demi kebaikanmu. Kalau kamu begitu menyukai Tante Lisa, biar dia menjadi Ibu angkatmu saja, oke?” Ternyata, anak yang kulahirkan dengan susah payah tidak menyukaiku. Aku menundukkan kepalaku, lalu diam-diam menutup pintu kamar dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Karena mereka berdua tidak menyukaiku, jadi aku diam-diam pergi meninggalkan mereka.

View More

Chapter 1

Bab 1

Suamiku Harris Pratama dan Putraku Henry Pratama sama-sama masuk dalam berita utama.

“Berita terkini! Harris Pratama, seorang bos mafia berdarah dingin yang terkenal ternyata sudah menikah secara diam-diam dan memiliki seorang putra berusia lima tahun!”

Akan tetapi, tokoh utama wanita dalam berita ini bukanlah diriku.

Di dalam video, Harris dan Lisa Seno tampak berjalan bergandengan tangan dengan Henry yang berusia lima tahun di taman bermain.

Lisa tersenyum dan membelai kepala Henry, sedangkan Harris yang berdiri di sampingnya tampak menatapnya dengan tenang dan lembut.

Mereka bertiga tampak seperti keluarga.

Beberapa jam kemudian, Lisa juga memperbaharui instragamnya.

“Terima kasih Pak Harris dan si kecil Henry atas hadiahnya! Gelas ini dibuat sendiri oleh si kecil Henry loh!”

Aku lalu membuka foto tersebut dan melihat seuntai kalung dan sebuah cangkir buatan tangan.

Di bawah cangkir terukir samar tulisan, “Semoga Ibu bahagia.”

Tanpa sadar, aku melirik ke arah lauk yang sudah dingin dan kue ulang tahun bertabur lilin yang ada di atas meja makan, lalu tersenyum getir.

Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku, sekaligus hari ulang tahun pernikahanku yang kelima dengan Harris.

Akan tetapi, tokoh utamanya berubah menjadi Lisa.

Mereka ingat kalau hari ini Lisa keluar dari rumah sakit setelah setelah menjalani pemeriksaan, tetapi mereka malah lupa kalau hari ini juga hari ulang tahunku.

Aku sama sekali tidak menerima hadiah ulang tahun dari suami dan anakku.

Sedangkan Lisa malah menerima hadiah kejutan dari mereka.

Entah setelah berapa lama aku duduk dalam kegelapan, Harris baru membawa Henry pulang ke rumah.

Saat melihatku duduk di ruang tamu, Harris pun tertegun sejenak.

Dia menyalakan lampu dan menatapku dengan heran.

“Sudah begitu larut, kenapa kamu tidak menyalakan lampu dan tidak tidur?”

Melihatku hanya diam saja, Harris mengerutkan keningnya, dia mengira kalau aku akan berdebat lagi dengannya karena masalah Lisa. Dia lalu menoleh ke arah Henry.

Harris berkata, “Henry, kembalilah ke kamarmu dulu dan beristirahatlah.”

Henry menguap sambil menganggukkan kepalanya. Saat berjalan melewatiku, dia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku.

“Selamat ulang tahun, Bu,” ucapnya sambil menatapku dengan polos. Kedua matanya mirip sekali dengan Harris.

“Aku dan Ayah tidak bermaksud untuk melupakan hari ulang tahun Ibu. Ibu tidak akan marah pada kami hanya karena kami pergi menemani tante Lisa, ‘kan?”

“Bagaimanapun juga, Ibu masih punya banyak waktu untuk merayakan ulang tahun bersama kami. Sedangkan tante Lisa, waktunya hanya tersisa setengah tahun.”

Bukan hanya matanya yang mirip dengan ayahnya, bahkan gaya bicaranya juga mirip sekali dengan Harris.

Setengah tahun lalu, Harris juga berkata padaku dengan wajah polos kalau sahabat sejak kecil mengidap penyakit parah.

“Dian, si Lisa itu anak yatim piatu sejak kecil. Katanya, dia sudah mau meninggal. Sebelum meninggal, dia ingin merasakan kehangatan sebuah keluarga. Karena itu, aku dan Henry menghabiskan lebih banyak waktu untuk menemaninya agar dia bisa pergi tanpa penyesalan. Aku harap, kamu bisa mengerti. Lagipula, kita masih punya banyak waktu, sedangkan waktu Lisa hanya tersisa satu tahun saja.”

Aku hanya diam saja dan mengangguk.

Sejak itu, Harris dan Henry semakin sering menghabiskan waktu dengannya.

Saat aku meminta mereka untuk memberikan sedikit waktu mereka untuk menemaniku, Harris malah mengira kalau aku ingin bersaing dengan Lisa untuk mendapatkan perhatian.

Perlahan-lahan, aku tidak lagi mengungkapkan keinginanku.

Aku tetap diam saat melihat mereka memberikan baju kesukaanku, kalungku kepada Lisa. Bahkan liburan ke taman bermain yang sudah kurencanakan sejak lama, serta perayaan ulang tahun pernikahan yang telah kupersiapkan dengan cermat juga mereka lewati bersamanya.

Suatu malam, setelah menghabiskan waktu bersama Lisa, aku mendengar putraku berbisik pada Harris.

Henry bilang, “Tante Lisa begitu lembut dan anggun, alangkah bagusnya jika ibu bisa seperti dia.”

Mendengar ucapannya, hatiku benar-benar hancur.

Sejak hari itu, aku tidak pernah lagi menghentikan apapun yang mereka lakukan, aku juga mengingatkan diri sendiri agar jangan bersedih lagi.

Namun, saat melihat putra yang aku kandung selama 10 bulan, hatiku merasa sangat sakit seperti dicabik-cabik.

Dia tidak tahu, aku tidak punya banyak waktu lagi buat mereka.

Aku menatap kue ulang tahun yang dipenuhi lilin, di bawahnya ada surat perceraian yang sudah aku tandatangani.

Setelah mendengar percakapan mereka malam itu, diam-diam aku pun membeli tiket pesawat untuk penerbangan besok pagi.

Karena itu, sebelum pergi, aku ingin merayakan ulang tahunku untuk yang terakhir kalinya bersama mereka.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status