All Chapters of Pengganti Di Malam Pertama : Chapter 11 - Chapter 20

Diajeng menyadari jika dirinya adalah sosok ibu yang tidak adil. Tapi bagaimanapun juga dia tetap masih memiliki rasa sayang terhadap Adinda. Mau bagaimanapun juga Adinda tetap anak kandungnya. Sudah dua Minggu ini Adinda tidak bisa dihubungi sebab nomor ponselnya di blokir. Sampai tiba-tiba Amanda pulang ke rumah dan memberikan kabar yang baik."Ibu, teman aku di Jogjakarta melihat Adinda belanja dengan Kak Prilly.""Jadi, Adinda selama ini tinggal di sana ya? Mahardika, kenapa dia malah menyembunyikan dariku. Apakah dia tahu tentang perbuatan kita?" ujar Diajeng cemas."Menurut aku tidak, soalnya kalau iya sudah pasti mereka akan marah pada kita," sela Amanda. " Tapi sampai sekarang mereka diam saja, malah seolah tidak ada hal yang terjadi apa-apa.""Adik kamu memang adik yang baik, dia tidak akan mengadukan hal-hal yang membuat ayahnya menjadi membenci aku. Bagaimanapun juga aku ini adalah ibunya," tutur Diajeng merasa terharu.Lebih tepatnya Adinda terlalu baik, sampai tidak sada

Sebulan lebih Amanda melakukan perawatan kakinya yang retak, tetapi hingga kini masih belum sembuh. Diapun kemana-mana membutuhkan kursi roda. Untung suaminya lelaki yang penyayang dan penyabar. Membantu mengurusnya dengan telaten.Di suatu pagi, Satya terbangun langsung berlari ke kamar mandi. Lelaki itu mengalami muntah-muntah yang begitu parah. Bahkan Satya sampai terkapar lemas tak berdaya. Anehnya lagi dia enek mencium aroma istrinya sendiri. Satya pun memilih pindah di kamar ruang tamu."Satya, aku sudah panggil dokter. Sebentar lagi dia akan kemari," ucap Amanda begitu cemas.Satya menganggukkan kepalanya sambil menahan napas kala istrinya itu membelai kepalanya."Maaf, tapi bisakah kamu keluar dulu? Aku tidak bisa mencium aroma kamu, perut aku mual," pinta Satya yang memucat wajahnya."Aku sudah mandi kok," cicit Amanda agak tersinggung. "Mungkin parfum kamu, sebaiknya kamu ganti baju dan jangan pakai parfum yang itu dulu," bujuk Haryani—mamanya Satya."Iya, aku ganti baju d

Satya merasa ada sesuatu yang menghantam dadanya, sakit sekali! Tetapi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bahkan air matanya menetes dengan sendirinya. Satya, merasa begitu kesakitan dan kosong.Sampai tiba-tiba mertuanya datang, membawakan buah-buahan dan makanan. Biasanya Satya sangat menghormati dan menyayangi Diajeng seperti ibu kandungnya sendiri, tapi entah kenapa kali ini timbul rasa benci. Padahal ibu mertuanya sama sekali tidak punya salah padanya. "Nak Satya, bagaimana keadaan kamu?" sapa Diajeng."Sudah lebih baik, Bu," balas Satya mencoba untuk tetap ramah. Meskipun sejujurnya dalam hatinya merasa muak, tanpa dia tahu apa penyebabnya. "Pasti kamu kecapean. Jangan terlalu ngoyo bekerja, sayangi juga tubuh kamu bla—bla—bla—"Satya bingung dengan dirinya sendiri, saat ibu mertuanya berbicara dia merasa enggan untuk mendengarkan. Karena tidak enak mengusir secara langsung, diam-diam Satya memberi pesan pada asistennya untuk datang ke rumah sakit lalu mengusir Diajeng s

Sepulang bekerja dari kantor Satya langsung menuju ke hotelnya. Tentu dia harus memakai pakaian yang serba tertutup, termasuk masker, topi dan juga kaca mata sebab dia tidak mau menjadi bahan gosip.Semenjak kehebohan mengenai video Amanda, setiap gerak-gerik Satya juga menjadi sorotan. Itulah kenapa Satya berusaha sebaik untuk untuk menjaga privasinya.Sebulan tidak bertemu dengan Amanda, anehnya dia tidak merasa rindu. Padahal pernikahan yang baru berusia dua bulan ini bagi pasangan suami istrinya pada umumnya harusnya sedang panas-panasnya. Satya sendiri tidak tahu kenapa—seolah bara cintanya mulai padam.Jika ditanya, apakah Satya masih mencintai istrinya? Jawabannya iya, sampai detik ini pun tidak ada perempuan lain di hatinya. Tetapi cinta itu tak lagi menggebu-gebu seperti dulu. Satya sampai heran, kenapa setiap kali bertemu dengan Amanda di merasa mual dan muak? Satya tidak tahu, rasa benci ini muncul dari mana. Apakah karena efek dari video viral itu?Lamunan Satya pun buyar

"Lusa aku dan Prilly ada acara di sekolah Shabira, kamu mau nggak pergi bersama ayah ke pesta pernikahan putranya Pak Yusuf?" "Pak Yusuf? Ayahnya Damian?" tanya Adinda balik."Iya, tapi yang menikah kakaknya Damian. Setidaknya dari keluarga kita harus ada yang datang," tutur Rangga."Baiklah," jawab Adinda langsung setuju."Adinda, kita ke mall yuk? Beli gaun hehehe, aku juga pengen beli yang baru buat acara besok lusa. Pokoknya aku harus tampil yang paling cantik," ajak Prilly."Ayo, sekalian aku pengen ke tempat mainan bersama Shabira. Kemarin aku sudah janji mengajaknya," balas Adinda antusias.Sore ini, Adinda pun pergi ke mall bersama kakak ipar dan keponakannya. Soal fashion Adinda bisa mempercayakan pada Prilly, dulu sebelum kakak iparnya itu memutuskan untuk hijrah—penampilan dan kecantikan paling cetar membahana. Sekarang pun meskipun memakai hijab tetapi soal fashion tetap modern. Adinda juga sudah memutuskan memakai hijab, diapun memberikan semua pakaian yang lama pada pe