All Chapters of Penguasa Utara dan Sistem Intelejen Pengubah Takdir: Chapter 101 - Chapter 110

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 102: Benteng dan Baron Baru"Selain kantor dan ruang resepsi, bangunan ini sebagian besar terdiri dari kamar," kata Mac, mendorong pintu untuk memperlihatkan interior yang kosong. "Tapi kamar-kamar ini belum dihias. Apakah Anda ingin mendesainnya sendiri?"Kamar-kamarnya jauh lebih besar daripada yang ada di lantai dua, jelas diperuntukkan bagi orang-orang yang lebih penting atau tamu wilayah, terutama kamar tidur utama Draven, yang ukurannya luar biasa besar.Draven melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh, "Tidak perlu dibuat terlalu rumit. Selama bisa ditinggali dan fungsional, lebih sederhana lebih baik."Mac mengangguk, "Baiklah, saya akan mengikuti standar untuk bangsawan Utara kalau begitu."Saat ia sedang berbicara, Draven tiba-tiba menoleh ke Sif di sampingnya, "Oh, kau akan sering datang ke sini untuk bekerja di masa depan, jadi kenapa kau tidak pindah saja? Itu

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 104: Dibasmi HabisViscount Firth mencibir, "Kita adalah penguasa sejati Snowpeak. Kita telah mengelola tempat ini selama lebih dari seratus tahun; rakyat bersama kita, dan mereka ingat kebaikan kita. Selama kita selamat dari musim dingin ini, selama kita menyerukan panggilan, semuanya akan kembali ke tangan kita."Ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, matanya menatap wajah beberapa bangsawan baru yang ragu-ragu. "Apa yang diketahui seorang anak selatan, yang mendapatkan gelarnya karena keberuntungan, tentang pemerintahan? Baroninya lebih kecil dari kandang kudaku."Beberapa orang tidak bisa menahan tawa, dan seseorang menambahkan, "Kudengar meskipun ia berasal dari keluarga terkemuka, ia hanyalah orang tak berguna yang dibuang ke Perbatasan Utara.""Dia hanya beruntung, lahir di keluarga yang baik, kebetulan mendapatkan jasa militer, dan kemudian mendapat gelar Prefek Count

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 106: Kunjungan VeraBanyak sekali yang harus dilakukan, terlalu banyak.Lord Draven berpakaian, dengan cepat mencuci mukanya, mengencangkan jubahnya, dan melangkah ke kantornya dengan langkah tergesa-gesa. Sebelum pintu tertutup sepenuhnya, ia berbicara, "Panggil Lambert."Begitu kata-katanya selesai, para pelayannya segera bergegas keluar. Sesaat kemudian, Lambert masuk dengan cepat, dan sebelum ia sempat berbicara, Lord Draven mengeluarkan perintahnya:"Bawa seratus Kesatria Red Tide dan segera siapkan penyergapan di luar gerbang utama Wilayah Red Tide. Musuhnya adalah elit Snowsworn." Ia menyipitkan matanya, suaranya sedingin dan setajam pedang, "Cari saat yang tepat dan serbu mereka habis-habisan. Kau boleh menahan beberapa tawanan untuk diinterogasi; bunuh sisanya tanpa ampun."Jantung Lambert berdebar, tetapi ia tidak ragu, "Sesuai perintah Anda!"Perintah ked

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 108: Kura-kura yang MalangDraven memacu kudanya, menuju jauh ke dalam zona panas Wilayah Red Tide. Namun, begitu ia melangkah ke perimeter luar, kuda perangnya mulai gelisah, mengeluarkan ringikan cemas."Tidak bisa lebih jauh lagi di sini?" Draven mengencangkan tali kekang, turun dari kuda, dan melanjutkan dengan berjalan kaki.Meskipun sudah musim gugur, dan tanah utara seharusnya sedingin es, di area ini, suhu permukaannya sudah melebihi delapan puluh derajat. Bahkan sepatu bot berkuda bersol tebal pun tidak bisa menahan sensasi panas, seolah-olah ia sedang menginjak wajan panas.Ia melepas jubah bulu serigalanya yang berat, hanya mengenakan kemeja tipis. Qi pertempuran melonjak di dalam dirinya, membentuk selaput pelindung tipis yang nyaris tidak bisa menahan suhu tinggi yang menyergap. Tetapi meskipun begitu, ia masih merasa seolah-olah seluruh tubuhnya sedang dikukus, dan keri

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 110: Kebaikanmu Akan Kami Ukir di HatiIan dengan hati-hati diangkat dan dibawa ke dalam kamar uap oleh beberapa petugas medis. Ia sudah berada pada tahap akhir Demam Tidur Putih, dan tanpa pengobatan, ia mungkin tidak akan selamat malam itu. Jadi tabib mengizinkannya masuk ke kamar uap lebih dulu.Ian sama sekali tidak punya kekuatan untuk membuka matanya saat ini, hanya samar-samar mendengar langkah kaki yang bingung dan merasakan dirinya dipindahkan. Apa aku sudah mati? Apa mereka sedang memindahkan mayatku? pikirnya.Kemudian sesuatu yang hangat menyelimuti tubuhnya yang dingin dan kaku. Udara dipenuhi uap tebal, dan kehangatan seperti gelombang pasang, sedikit demi sedikit, meresap ke dalam anggota tubuhnya yang sudah mati rasa. Bernapas juga menjadi lebih mudah."Bertahanlah! Kau akan baik-baik saja sebentar lagi!" Seseorang berteriak di telinganya.Dalam kesadarannya