Semua Bab Penguasa Utara dan Sistem Intelejen Pengubah Takdir: Bab 111 - Bab 120

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 111: Perbedaan di Wilayah Red TideDraven melangkah keluar dari gerbang utama kastil, mantelnya tersampir di bahunya. Di bawah kakinya ada jalan tanah yang padat, membentang ke segala arah dari alun-alun pusat. Rumah-rumah berkerumun rapat, dan api unggun yang berkelap-kelip serta asap masak di tengah angin dingin melukiskan gambaran kehidupan yang semarak.Ini bukan lagi sekadar kamp sederhana. Area perumahan Wilayah Red Tide meluas ke luar dari kastil seperti riak, dengan jalan-jalan, pasar, gudang, dan bengkel semuanya berkembang pesat. Ia bisa dengan jelas merasakan bahwa tempat ini secara halus sudah mengambil bentuk sebuah kota. Mungkin dengan pengembangan lebih lanjut tahun depan, tempat ini bisa disebut Kota Red Tide. Dan seiring dengan pertumbuhan populasi, kemakmuran wilayah itu juga akan menarik perhatian orang-orang Kai. Mungkin sudah waktunya untuk mulai membangun tembok sederhana.

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 113: Salju TurunYoen menginap selama satu malam dan kemudian berangkat pagi-pagi keesokan harinya. Ia tidak lupa tawar-menawar dengan Bradley, menukar beberapa jagung dan rempah-rempah dengan beberapa keranjang ikan asap, yang dengan gembira ia kemas ke dalam muatannya. Sepertinya ia sangat menyukai makanan khas Wilayah Red Tide yang beraroma kuat dan tahan lama ini.Sebelum pergi, ia melambaikan tangannya dengan megah dan berkata sambil tersenyum kepada Draven: "Aku akan datang lagi musim semi mendatang, dan kita harus mandi bersama kalau begitu!"Para kesatria di sekitarnya dan prajurit yang menyertainya semua tersipu karena tawa. Untuk sesaat, gerbang kastil dipenuhi dengan suasana yang luar biasa meriah.Draven tanpa daya mengusap keningnya, menyaksikan Yoen memimpin prosesi besarnya, dengan para kesatria, perbekalan, dan sebuah gerobak ikan asap, berangkat dengan penuh gaya.

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 115: Ular Raksasa Urat EsJauh di dalam lembah, hanya angin yang berbisik.Lembah batu ada di depan, tetapi tanahnya tiba-tiba ambles, seperti bekas luka raksasa, terlihat sangat mengesankan. Seolah-olah seekor makhluk besar pernah melewati tempat ini, meninggalkan lekukan yang dalam di tanah.Lord Draven mengangkat tangannya, memberi isyarat agar semua orang berhenti, "Jangan bersuara."Semua orang segera memperlambat langkah mereka, tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan kemudian perlahan-lahan mendekati ngarai. Di dasar lembah, tersembunyi oleh salju dan es, sebuah siluet kolosal samar-samar terlihat, tubuhnya melingkar seperti bukit.Ini adalah Ular Raksasa Urat Es, yang saat ini sedang tertidur lelap. Lapisan es tipis menutupi sisiknya, memantulkan kilau menakutkan yang membuat bulu kuduk berdiri. Tubuhnya setebal diameter rumah, dan panjangnya puluhan meter, melingkar

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah TakdirBab 117: Penyihir Agung Legendaris yang SekaratSalju putih lembut menutupi lereng, hutan, dan bebatuan lapis demi lapis, melukis dunia dalam warna perak yang murni. Salju tebal di bawah kaki terasa empuk, dan tapak kuda tenggelam ke dalamnya, meninggalkan jejak di belakang.Lord Draven dan rombongannya maju perlahan. Di permukaan, mereka tampak santai melintasi dataran bersalju, seperti berjalan-jalan setelah berburu. Tetapi arah kelompok itu diam-diam telah dipandu oleh Lord Draven. Jalan mereka mengarah lurus ke utara, tempat Penyihir Agung yang ditunjukkan oleh Sistem Intelijen Harian berada.Tiba-tiba, seorang kesatria barisan depan memacu kudanya kembali dari depan. "Lord, kami menemukan mayat seorang lelaki tua di depan. Dia tampak kurus kering, dan luka-lukanya agak aneh.""Mayat?" Lord Draven mengerutkan kening, hatinya mencelos. "Ayo kita lihat." Ini tidak benar. Sistem Intelij

PENGUASA UTARA dan Sistem Intelejen Pengubah Takdir Bab 119: Sekadar Terjatuh Di luar kamar Draven, Bradley, Sif, Lambert, dan beberapa pengawal pribadi menunggu dengan cemas. Meskipun mereka sudah melihat Draven terbangun, situasi yang begitu mendadak, bahkan jika ia 'bangun,' tidak bisa sepenuhnya menghilangkan kekhawatiran mereka. Beberapa dari mereka saling berpandangan tetapi cukup bijaksana untuk tidak menerobos masuk, memilih untuk menunggu di depan pintu. Untungnya, mereka tidak menunggu terlalu lama. Sekitar setengah jam kemudian, pintu terbuka dengan suara 'klik.' Draven berjalan keluar perlahan. Meskipun tubuhnya masih menunjukkan sedikit kelelahan dan wajahnya agak pucat, yang lainnya seperti biasa. Semua orang mengerumuninya. "Lord Draven, bagaimana perasaan Anda?" "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Apakah ada bagian tubuh yang tidak nyaman?" Ia melambaik