Neil menatap dirinya di cermin, tersenyum tipis melihat dasi yang kini terikat dengan sempurna di lehernya. Lena berdiri di depannya, tangan masih menggantung di udara setelah merapikannya. “Nah... begini kan lebih cakep,” ujarnya sambil mengerling manja, lalu mengecup singkat bibir Neil sebelum hendak kembali ke dapur.Namun, sebelum ia sempat berbalik sepenuhnya, Neil menariknya kembali. Tangannya menangkup rahang Lena, lembut namun tegas. Bibir Neil mencium bibirnya dengan kecupan yang lebih panjang, dalam, dan berarti.“Neil!” seru Lena dengan pipi memanas ketika Neil menarik diri. Pria itu hanya menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.“Ciuman pagi... sebagai ucapan terima kasih,” ucapnya dengan suara rendah yang membuat Lena semakin salah tingkah.Dengan langkah cepat, Lena berbalik, menyembunyikan wajahnya yang memerah sambil berjalan keluar kamar. “Neil itu… selalu saja bisa membuatku malu,” gumamnya sambil masuk ke dapur.Neil menyisir rambutnya, merapikan penampilannya sebel
Last Updated : 2025-11-18 Read more