บททั้งหมดของ Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin: บทที่ 21 - บทที่ 30

Jessica mendesah lirih, pertemuannya dengan Damian tadi membuat ia tidak bisa melupakan pria itu begitu saja walaupun mereka hanya makan bersama, tetapi godaan dan sentuhan tangan pria itu mampu membuat otaknya seakan tidak bisa berfungsi dengan baik.“Kenapa bisa aku seperti ini? Siapa yang aku suka sebenarnya Mas Aaron atau ayah kandung dari anakku?” tanya Jessica pada dirinya sendiri, dilema di hatinya begitu besar ia rasakan.Tetapi Jessica sudah bertekad untuk membalaskan seluruh rasa sakit yang ia rasakan terhadap pengusiran Damian, pemecatan pria itu begitu saja, kehamilannya, serta pengkhianatan Audy kepadanya.“Persetan dengan perasaan itu. Aku harus bisa menghancurkan pria angkuh itu,” gumam Jessica dengan kesal.Ia sengaja memupuk rasa benci itu, agar rasa sukanya tidak mendominasi. Mengingat kebaikan Aaron, tidak ada alasan untuk tidak memilih Aaron walaupun pria itu banyak wanita yang sudah tidur dengan dirinya. Tak masalah jika Aaron berubah setelah mereka menikah nanti.

Jessica akhirnya membalas ciuman Damian karena takut dengan ancaman pria itu yang sepertinya tidak main-main kepada dirinya.Damian menarik tangan Jessica agar melingkar di lehernya, di sela-sela ciuman mereka Damian menyeringai melihat Jessica mulai menikmatinya.“Manis sekali,” bisik Damian setelah ciuman mereka terlepas.Damian menyatukan dahi mereka dengan napas ngos-ngosan, ia mengusap bibir merah itu dengan lembut. Lipstik Jessica sudah berantakan karena ulahnya.“Licik sekali,” gumam Jessica dengan napas yang naik turun, tetapi ia tidak menyangkal jika dirinya juga menikmati ciuman Damian.Dunia seakan berhenti ketika bibir itu menciumnya, lebih lembut dari yang pertama tadi.Cup…Damian kembali mengecup bibir itu dengan sekilas, ia sudah merasa candu dengan bibir manis itu.“Tapi kamu menikmatinya, kan?!” ucap Damian dengan telak.“Karena kamu yang mengancamku,” bisik Jessica dengan lirih.Keduanya tersenyum bersama walaupun samar Jessica dan Damian dapat melihat senyuman masi

“Dalam mimpimu!” sahut Jessica dengan ketus sedikit menjauh dari Damian agar pria itu tidak bisa menggodanya lagi, tetapi mereka masih di atas kuda dengan mudah Damian memeluk perut Jessica.“Kenyataannya lebih nikmat daripada mimpiku,” sahut Damian dengan terkekeh.Jessica bersungut-sungut, tidak bersama dengan Aaron, tidak bersama dengan Damian, ia tetap akan di goda dengan ucapan yang begitu mesum tetapi bersama Damian ia merasa suka dengan godaan itu, hatinya berdebar lebih dari ia saat bersama dengan Aaron.“Aland sudah menunggu kami harus pulang,” ucap Jessica mengalihkan pembicaraan.Damian melihat Aland yang sangat jauh dari mereka, ia tersenyum kecil melihat anak itu yang tampaknya bisa ia latih sejak dini daripada Renald—anaknya sendiri.“Menginap lah di sini, Baby. Aku tahu Aaron tidak akan pulang ke rumahmu,” pinta Damian yang mulai membuat kuda itu berlari kembali.Jessica tidak menjawab, tetapi ia tahu orang-orang Aaron akan terus mengawasinya walaupun mereka tidak masuk

“Itu urusanmu, Damian. Kenapa kamu menarikku dan menciumku begitu saja?” Jessica terkikik geli melihat tonjolan di dalam celana Damian.Damian menggeram kesal, jika tidak ada Aland di sini mungkin ia sudah memaksa Jessica dengan bercinta dengan dirinya, ia yakin walaupun bibir Jessica berkata menolaknya tetapi tubuh wanita itu menerima sentuhannya dengan senang hati.“Kalau tidak ada Aland di sini sudah ku habisi kamu sampai kamu tidak berdaya di bawah kuasaku, Baby!” ucap Damian dengan tertahan.Damian memijat pelipisnya yang berdenyut sakit, kepalanya juga terasa begitu pusing. Dengan kekesalan yang begitu memuncak akhirnya Damian memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, menuntaskan hasratnya seorang diri.“Awas kamu, Baby. Kali ini kamu lolos tapi tidak lain waktu,” ucap Damian melirik Jessica dengan tajam.“Ouh… Takut!” ucap Jessica dengan ekspresi wajah yang dibuat-buat.Damian mendengus kesal, dengan cepat ia berjalan ke kamar mandi. Tubuhnya perlu didinginkan, efek tubuh Jessica

Jessica tak menjawab, tetapi gerakan tubuhnya membuat Damian paham jika wanita itu juga menginginkan dirinya.Kemeja putih dengan kancing dua teratas terbuka menampilkan dada bidangnya yang menggoda membuat Jessica menelan ludahnya dengan kasar.Jari lentiknya menyentuh dada itu dengan perlahan, pandangannya penuh minat dengan bentuk tubuh Damian saat ini, otaknya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Jessica ingin Damian memasukinya seperti dulu, ia merindukan sentuhan tangan kekar itu di setiap lekuk tubuhnya.“Shit… Aku sudah tahu jawabannya, Baby. Kamu juga menginginkan hal yang sama bukan?!” “Ouh….Please, Damian!” rengek Jessica dengan lirih.Keringat sudah menetes di lehernya, menandakan aura kamar ini semakin terasa begitu panas walaupun AC sudah menyala tetapi tidak membuat tubuhnya mendingin begitu saja.Mendengar rengekan Jessica, Damian melepas kemejanya dengan tidak sabaran membuangnya begitu saja ke lantai.“Aku ingin mendengar dari bibir manismu ini, Sayang. Katakan