Aku bersikap seolah tidak ada yang terjadi. "Hmm … memang brendi."Aku berjalan maju meninggalkan Samudra berdiri di belakang. Wajahnya memerah sampai telinga.Samudra segera menyusulku dan memelukku dengan erat. Dia sedikit membungkuk untuk melingkupi seluruh tubuhku. Wajahnya terbenam di leherku seperti seorang anak kecil yang bahagia.Dia terus-menerus bergumam, "Tania, Tania, aku sangat menyukaimu ….."Begitu kami sampai di rumah, Samudra terlihat sudah sadar dan menekanku ke pintu."Tania, boleh aku menciummu?"Saat dia melihatku mengangguk, dia seperti anak anjing yang melihat tulang, matanya terbakar hasrat.Kami berciuman sepanjang jalan menuju ranjang.Dia perlahan mencium tulang selangkaku dan saat merasakan badanku gemetar dia berhenti.Dia mendekat ke telingaku dan berbisik, "Tania, jangan mendorongku pergi."Di dalam kegelapan, aku membuka ikat pinggangnya.Rayan hanya duduk diam sambil minum di pertemuan yang diselenggarakan oleh teman-temannya.Dia tanpa sengaja mendenga
Magbasa pa