Short
Amnesia Palsu, Tapi Melepaskannya Sungguh-sungguh

Amnesia Palsu, Tapi Melepaskannya Sungguh-sungguh

By:  JoraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
14Chapters
14views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah mengalami kecelakaan, aku sengaja berpura-pura amnesia untuk menggoda suami dan putraku. "Kalian siapa?" Mata putraku berbinar gembira saat menarik seorang wanita yang berdiri di luar kamar rumah sakit untuk masuk ke dalam. Dia berkata, "Tante, aku dan orang tuaku ke sini untuk menjengukmu." Suamiku berdiri diam di sampingnya, diam-diam menyetujui perkataan putraku.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Tante, aku dan orang tuaku hanya ingin menjengukmu." Suara manis kekanakan itu bergema lembut di dalam kamar rumah sakit.

Kepalaku masih dibalut perban. Aku menunduk untuk melihat putraku yang berusia lima tahun, Zavier Pahlevi, yang kedua tangannya sedang menggandeng salah satu tangan dua orang dewasa tersebut. Senyum licik terpatri di wajahnya.

Suamiku, Rayan Pahlevi, yang berpakaian sangat rapi itu sama sekali tidak berniat mengoreksi panggilan 'tante' dari putraku. Sebaliknya, dia hanya menatapku dengan sorot ingin tahu.

Wanita yang digandeng oleh Zavier mengenakan gaun panjang berwarna putih, terlihat anggun dan lembut. Saat tatapanku tertuju padanya, dia terlihat sedikit gugup dan segera menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Zavier menyadari tatapanku pada Yuki Wisam dan segera berdiri dengan waspada di hadapanku. Bersikap seperti pelindung.

Kalau aku benar-benar amnesia, mungkin aku akan mengira mereka bertiga adalah keluarga kecil yang bahagia nan harmonis.

Zavier menarik pelan tangan Rayan dan berbisik, "Ayah, karena Ibu amnesia, apa kalian sekarang bisa bercerai?"

Meski dia sedang berbisik, suaranya diatur sedemikian rupa agar aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Aku tahu ini hanyalah trik kecilnya. Dia sedang menghukumku karena aku kemarin menegurnya dan membuatnya malu di depan orang lain. Dia marah.

Ini memang gaya jahil Zavier yang biasa. Dia senang mempermainkanku.

Namun, aku tidak ingin terus bermain dalam sandiwara kecilnya lagi.

Karena aku sudah mengatakan kalau aku amnesia, maka aku akan terus pura-pura melakukannya.

Berpura-pura kalau aku tidak punya anak dan suami ini.

"Maaf … kalian siapa?"

Zavier sedikit terkejut, suaranya terdengar agak panik, "Kamu benar-benar nggak ingat aku? Nggak mungkin kamu lupain aku. Aku ini … aku ini anak yang paling kamu sayangi."

Rayan mengernyitkan alisnya heran, sorot matanya makin tajam. Suaranya terdengar tidak sabar, "Natania, jangan pura-pura. Dokter bilang kamu hanya mengalami gegar otak ringan, nggak parah. Jangan kira kamu bisa menghindari perceraian dengan pura-pura amnesia."

"Benar! Jangan pura-pura lagi! Kamu sangat mencintai kami! Mana mungkin kamu bisa melupakan kami begitu saja!" Ekspresi marah dan sinis Zavier terlihat sangat mirip dengan Rayan.

Aku merasa rasa sakit di kepalaku datang lagi.

Belum sempat aku mengatakan apa pun, seorang perawat di depan pintu mengetuk dan berkata, "Pasien butuh istirahat. Mohon yang tidak berkepentingan untuk keluar terlebih dahulu."

Rayan dan Zavier segera pergi tanpa mengatakan apa pun, membawa serta Yuki.

Tak lama kemudian, seorang perawat muda masuk ke kamar dan berkata padaku, "Suami Anda baru saja datang, sekarang dia keluar sebentar untuk membelikan bubur."

"Suami saya?"

Kepalaku rasanya agak kacau. Bukankah 'suami' ku barusan sudah kamu usir?

Perawat muda itu berkedip dan menjelaskan, "Benar, sebenarnya saya dulu bekerja di bidang kebidanan dan kandungan empat tahun lalu. Saya beberapa kali melihat kalian. Kalian berdua sangat tampan dan cantik, jadi sangat sulit dilupakan."

Empat tahun lalu aku memang menjalani pemeriksaan kehamilan di rumah sakit ini, tetapi Rayan tidak pernah sekalipun menemaniku.

Perawat itu melanjutkan, "Dan suami Anda adalah orang yang jarang bermain ponsel sepanjang waktu. Dia menunggu Anda diperiksa sampai selesai dengan cemas di depan pintu."

"Dia tinggi, tampan juga sangat perhatian dan berdedikasi. Membuat kami para perawat percaya dengan cinta lagi!"

"Oh iya! Pria dewasa dan anak kecil tadi itu siapa? Memang tampan sih, tetapi wajah mereka seram seperti rentenir."

Aku terkekeh mendengar perkataannya.

Dari empat belas kali pemeriksaan kehamilan, Rayan memang tidak pernah datang sekalipun. Orang yang menemaniku adalah Samudra.

Dia adalah adik laki-lakiku. Dia lima tahun lebih muda dariku, saat itu usianya masih delapan belas tahun.

Aku tidak ingin repot-repot menjelaskan hubungan antara aku, Rayan dan Zavier. Lagipula, sebentar lagi kami memang tidak akan ada hubungan apa-apa.

Tak lama kemudian, Samudra masuk ke kamar membawa kotak makanan sambil terengah-engah.

Aku memang sudah lapar sejak tadi. Seharian ini aku belum makan apa-apa, perutku mulai terasa nyeri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status