Ini adalah sebuah bangsal yang dijaga ketat. Setelah Cindi menunjukkan identitasnya, petugas kepolisian di pintu akhirnya membukakan pintu untuknya.Di dalam ruangan yang agak gelap, seorang pria kurus duduk di kursi roda. Saat mendengar suara, ia tidak mengangkat kepalanya, hanya berkata dengan suara parau, "Taruh dokumennya di meja saja."Cindi tidak menjawab, hanya berdiri diam memandang sosok itu. Kakaknya benar-benar sangat kurus, tulang-tulangnya hampir menembus kulit. Ada bekas luka panjang di wajahnya sampai ke leher, hampir saja memotong tenggorokannya.Cindi merasa sesak napas, lalu tiba-tiba berkata pelan, “Kak ....”Pada saat itu, pria itu langsung mengangkat kepala dengan kaget, tampak tidak percaya, dan wajahnya mirip dengan Cindi.“Cindi?” katanya lirih, seperti takut semua ini hanya mimpi.Tangis Cindi pun pecah. Dia berlari, berlutut, dan memeluk kakaknya erat sambil menangis terisak, melepaskan semua rasa sakit dan rasa bersalah yang selama ini dipendam.Dandi akhirny
Baca selengkapnya