Short
Satu Kalimat Abadi yang Tak Berubah

Satu Kalimat Abadi yang Tak Berubah

By:  WisdanCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
22Chapters
7views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seluruh Divisi Khusus Kepolisian tahu, Zaki Sadam adalah ahli negosiasi krisis paling profesional. Di saat genting antara hidup dan mati, dia bisa dengan mudah meruntuhkan pertahanan psikologis seseorang. Namun, hanya terhadap air mata Cindi Wiryo, dia benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Semua orang berkata, Zaki mencintai Cindi setengah mati, seolah-olah dia rela memberikan bintang dan bulan untuk Cindi. Namun, hanya Cindi sendiri yang tahu bahwa cinta sejati Zaki bukanlah dirinya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Seluruh Divisi Khusus Kepolisian tahu, Zaki Sadam adalah ahli negosiasi krisis paling profesional. Di saat genting antara hidup dan mati, dia bisa dengan mudah meruntuhkan pertahanan psikologis seseorang.

Namun, hanya terhadap air mata Cindi Wiryo, dia benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.

Semua orang berkata, Zaki mencintai Cindi setengah mati, seolah-olah dia rela memberikan bintang dan bulan untuk Cindi.

Namun, hanya Cindi sendiri yang tahu bahwa cinta sejati Zaki bukanlah dirinya.

Pada hari cinta sejati itu kembali ke Tambar, Cindi menerima kabar bahwa Zaki mengalami kecelakaan di tengah hujan deras pada malam hari. Dia keluar rumah dengan perasaan panik, tetapi mengalami kecelakaan mobil dan keguguran di tengah perjalanan. Padahal kandungannya sudah memasuki usia empat bulan.

Zaki datang dari acara penyambutan cinta sejati itu dengan tergesa-gesa, dengan suara bergetar dia berkata, "Itu hanya permainan saat mabuk, kenapa kamu anggap serius?"

Saat tubuh dan hatinya masih sakit, Cindi kembali mendengar Zaki yang memaksakan diri untuk berkata dengan tenang, "Nggak punya anak sekarang juga lebih baik. Pekerjaanku membuatku punya terlalu banyak musuh. Kalau punya anak, malah bisa dijadikan alat untuk mengancamku."

Kalimat itu seakan menyayat hatinya, tetapi Cindi tak bisa membantah.

Hari kesepuluh setelah cinta sejati itu pulang, Cindi memergoki mereka berdua di ruangan yang sama dan terlihat sangat dekat. Dengan mata memerah, Zaki menggenggam tangan Cindi sambil berjanji, "Cindi, percayalah padaku. Kami hanya rekan kerja, saat ini sedang membahas suatu kasus."

Cindi tak membalas. Dia hanya berbalik dan pergi dengan tenang.

Pada hari ke-60 sejak cinta sejati itu kembali, seorang penculik menodongkan pisau ke leher Cindi, lalu menyeringai ke arah Zaki sambil berkata, "Tuan Negosiator, kau harus memilih antara istrimu dan kekasihmu!"

Zaki tampak sedih, tetapi dia menjawab dengan jelas dan tegas,

“Sukma lulusan luar negeri dan punya keahlian tinggi, kepolisian membutuhkannya.”

Pada saat itu, Cindi hanya bisa menatap Sukma berlari ke pelukan Zaki, sementara penculik yang kalap menusuknya enam kali.

Cindi koma selama dua bulan. Saat bangun, hal pertama yang dia lakukan adalah membawa surat nikah ke markas dan mengajukan perceraian.

Namun bukan kepastian perceraian yang dia dapatkan, melainkan pertanyaan dari petugas yang tampak kebingungan.

"Bu Cindi, Anda dan Pak Zaki … tidak pernah menikah. Apa surat nikah ini palsu?"

Cindi mengira dirinya salah dengar. Surat nikah yang sudah dia simpan selama enam tahun dan pernikahan yang dia pikir nyata dan bahagia, ternyata palsu?

"Nggak mungkin. Tolong cek lagi. Kami sudah menikah selama enam tahun .…"

Petugas itu menatapnya penuh keraguan, namun tetap memeriksa di sistem lagi. Setelah berkali-kali mengecek, petugas itu berkata dengan nada serius,

"Bu, membuat dokumen palsu itu melanggar hukum, tapi saya akan menganggap Anda hanya sedang bercanda."

Cindi berdiri terpaku. Dia menatap foto di surat nikah, yang memperlihatkan mereka berdua berdampingan dan tersenyum, membuatnya merasa semuanya tak masuk akal.

Mengingat kini Sukma telah kembali, ia tak lagi buta.

Zaki bersedia pura-pura menikah demi menutupi kenyataan bahwa dia sedang menunggu wanita yang dia cintai kembali.

Begitu Cindi kembali ke rumah sakit, Zaki langsung datang menghampiri dengan wajah khawatir, "Cindi, kamu belum benar-benar sembuh, kenapa kamu asal pergi saja?"

Namun, Cindi menepis tangan Zaki dan terus berjalan.

Zaki menatapnya lama, lalu berkata, "Kamu masih marah padaku? Tapi kamu tahu ‘kan, sejak aku memilih profesi ini, negara dan rakyat jadi prioritas utama.

Apalagi, Sukma juga terluka waktu mencoba menyelamatkanmu."

Cindi menatap suami yang sudah bersamanya selama enam tahun itu, tapi sekarang terasa sangat asing.

Ya, karena Zaki memang tak pernah benar-benar mengenalnya.

"Benar. Dia terluka dan menjadi pahlawan. Lalu aku apa? Hanya orang bodoh yang tak tahu diri."

Cindi menggenggam erat surat nikah di sakunya, matanya mulai berkaca-kaca.

Zaki, bagimu aku ini apa? Hanya pelarian sementara saat menunggu Sukma kembali?

Cindi menghindarinya, lalu kembali ke kamar.

Dia tidur karena kelelahan dan terbangun saat sudah sore. Tidak lama kemudian, seorang polisi dan rekan kerja Zaki, datang mengantarkan makanan.

Pria itu tidak langsung pergi. Dia tampak ragu, lalu berkata,

"Seharusnya Kak Cindi nggak marah ke Kak Zaki. Kamu hanya berprasangka buruk pada kami."

Cindi belum sempat menjawab, polisi itu sudah berkata dengan penuh emosi lebih dulu.

"Memang benar, Nona Sukma pernah membuat kesalahan besar saat misi penyelamatan ibumu. Tapi kami hanya manusia biasa, Kak. Kami mempertaruhkan nyawa tiap kali bertugas, tapi nggak bisa menjamin semuanya akan aman seratus persen!"

"Kamu nggak boleh membenci Nona Sukma karena hal itu. Itu namanya nggak adil! Lagi pula, setelah kejadian itu Nona Sukma langsung dapat sanksi berat dan dikirim ke luar negeri. Butuh usaha besar untuk bisa kembali ke sini."

Mendadak, kepala Cindi terasa kosong.

Enam tahun lalu, ibunya menjadi sandera dalam kasus perampokan bank.

Dalam proses negosiasi, seorang negosiator wanita muda bertindak gegabah dan justru membuat penculik marah hingga membunuh sandera.

Setelah itu, Cindi dengar bahwa negosiator itu dihukum. Keluarga Cindi pun menerima kompensasi negara. Baru setelah itu, Zaki masuk ke hidupnya.

Jadi, negosiator itu Sukma?

Dan Zaki, hanya berusaha menebus kesalahan orang lain?

Cindi tak bisa mendengar apa pun lagi. Dia bahkan tak sadar kapan polisi itu pergi.

Dia duduk lama, diam dalam kehampaan. Lalu perlahan mengangkat ponsel dan menghubungi satu nomor.

Begitu tersambung, dia mendengar suaranya sendiri. Dia berkata dengan sangat tenang, bahkan terlalu tenang, "Cindi menerima tugas dari markas. Siap bertugas kapan saja."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
22 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status