Hari ketika naik ke kapal pesiar itu, cuacanya cerah.Zaki berjalan berdampingan dengan Sukma, mereka tampak akrab dan berbincang dengan gembira, hingga Cindi tampak seperti orang asing di antara mereka.Kapal pesiar dihiasi dengan mewah, seolah tengah menyambut perayaan besar.Malam pun tiba. Zaki ternyata benar-benar menyiapkan makan malam bertema lilin romantis.Cindi duduk di seberangnya, menarik napas dalam-dalam.“Kebetulan, mari kita manfaatkan momen ini untuk bicara baik-baik.”Zaki tersenyum, “Baik, coba steik dan anggur ini. Aku siapkan khusus untukmu.”Wajahnya terlihat menyimpan kenangan manis.“Aku masih ingat saat kencan pertama kita, kita makan steik. Tapi kamu nggak suka setengah matang, malah minta dimasak matang penuh. Ingat nggak, ekspresi pelayannya waktu itu? Haha.”Cindi memotong steik perlahan, menyuapkan satu potong ke mulutnya sambil tersenyum dipaksakan.Dia berkata lirih, “Ya, aku juga ingat hari itu. Kamu bilang akan selalu melindungiku, tak akan membiarkan
Read more