Keramaian Kota Nuhe bergulung seperti ombak tanpa henti. Lentera kertas berayun di atas kepala, memantulkan cahaya keemasan pada batu jalan yang basah oleh embun. Pedagang masih menawarkan dagangannya, anak-anak tertawa mengejar lampion, tapi di balik semua itu, ada sesuatu yang bergerak melawan ritme kota, dingin, pelan, dan pasti.Arthur mendadak berhenti. Celina menggenggam tangannya semakin erat hingga ujung jarinya memucat. Liana, di sisi lain, merapat setengah langkah ke depan. Tubuhnya condong, beratnya bertumpu di kaki kiri, tanda ia siap bertarung kapan saja.Dari kerumunan, sosok berjubah hitam muncul. Ia berhenti beberapa meter di depan mereka, cukup dekat untuk terlihat sebagai ancaman, cukup jauh untuk menegangkan napas siapa pun.“Jadi ini… pewaris Pendragon kecil yang katanya akan mengguncang takdir,” ucapnya datar, penuh ancaman.Angin membawa bau asin pelabuhan dan tajamnya logam senjata tersembunyi. Denyut samar dari Blood M
Terakhir Diperbarui : 2025-09-24 Baca selengkapnya