บททั้งหมดของ His Contract Cinderella : บทที่ 31 - บทที่ 40

Di pagi hari, Chloe terus mengganggunya mengatakan kata-kata yang seharusnya tidak ia katakan. Ashley tidak mau ambil pusing, ia mengabaikan Chloe sampai Chloe berteriak padanya. Ashley lalu berbalik. "Lalu, kenapa? Kamu ingin merebut Evan?" "Aku hanya ingin dia mendapatkan yang terbaik dan itu adalah temanku, dia akan di jodohkan dengan Evan." "Ah..." Ashley menyadari bahwa orang di sebutkan Amelia adalah teman Chloe. "Terserah saja." Chloe mengatakan bahwa temannya itu adalah yang berpendidikan, berprestasi dan dari keluarga terpandang di pemerintahan. "Terus apa lagi? Jika Evan menyukai wanita itu, aku juga akan melepaskan Evan tapi dia tidak kan?" Apa yang dikatakan Ashley langsung membuat Chloe diam. Chloe akan berbicara lagi tapi Andrew-Ayah Ashley langsung menghentikan mereka dan meminta mereka untuk segera sarapan. "Apa kalian baru bertengkar?" Ashley tidak menjawabnya, ia hanya berjalan melewati Ayahnya itu untuk berjalan keluar rumah dengan earphone yang

Evan dengan malas berjalan di lorong apartemennya yang sunyi karena ini sudah lewat tengah malam. Ia baru saja pulang mengantar Ashely dari acara keluarganya.Dan, ia tidak bisa mengatakan atau bertanya apapun tentang foto yang ia terima dimana ia melihat Katherine bersama Darrel dimana mereka masuk mobil yang sama.Tentu saja, ia tau siapa itu Darrel. Mereka selalu membandingkannya dengan pria bernama Darrel itu. Evan berniat akan bertanya nanti, sekarang ia tidak tau harus bersikap cemburu seperti apa mengingat hubungan mereka belum resmi, semuanya masih tidak jelas atau palsu saja di depan semua orang.Ketika sampai di dekat pintu apartemennya, ia melihat seseorang sedang duduk disana sambil menuduk.Evan langsung mengenali orang itu dari tubuh dan badannya yang sangat tidak asing baginya karena selama bertahun-tahun ia selalu melihatnya. "Katherine,apa terjadi?" Katherine berdiri di depan pintu dengan tubuh bergetar dan wajah ketakutannya, dia hanya menggunakan piyama tidurn

Dengan pikiran kacau, Ashley datang ke gedung apartemen Evan dimana Katherine sudah menunggunya di lobi apartemen karena ia tidak punya akses untuk bisa masuk kedalam apartemen Evan. Katherine menegurnya dengan canggung lalu menjelaskan apa yang terjadi pada Ashley bahwa Evan menghilang. "Dia tidak bisa di hubungi, keluarga atau temannya juga tidak tau keberadaannya...kami khawatir jika sesuatu terjadi padanya, dan aku tau kamu harus mengetahui ini." Ashley mengerti, "Terima kasih sudah menghubungi ku. Tapi... sebenarnya apa yang terjadi?" Katherine tidak tau, Evan tidak pulang semalam dan tidak bisa di hubungi membuatnya khawatir. "Jangan salah paham, aku tinggal di apartemen bersama Anna juga. Anna sedang mencari Evan keluar sekarang." "Banyak yang ingin aku tanyakan." Katherine mengerti, ia mengajak Ashley untuk masuk ke apartemen Evan agar mereka bisa berbicara lebih aman. Mereka masuk kedalam apartemen Evan, dan Katherine bisa masuk kedalam apartemen itu dengan sidi

Di tengah keheningan musim dingin itu, Evan tengah duduk bersantai di beranda rumah mendiang kakek-nenek dari Ibunya di Manchester-England sekarang. Pandangannya tertuju pada tanaman yang membeku di pekarangan rumah namun terawat, sekarang rumah ini di tinggali oleh pamannya serta keluarganya, jauh lebih baik dari tahun lalu yang di tinggalkan setelah kakeknya meninggal. Bukan hanya dirinya dan orangtuanya yang pergi ke negara ini, Bibi Anna, Bibi Wanda beserta suaminya juga ikut kemari. Lalu kakeknya juga baru datang kemarin sore bergabung dengan mereka semua. Sejak kemarin, Ibunya sibuk mengajak keluarga Ayahnya untuk berjalan-jalan dan sekarang Ibunya berniat membawa mereka ke The Imperial War Museum North Manchester sesuai keinginan Ayah dan kakeknya yang menagih untuk dibawa ketempat penuh sejarah itu. Bibi Anna dan Bibi Wanda melayangkan protesnya, mereka tidak suka kesana karena tempat itu terlalu membosankan dan menurut Bibi Wanda juga tempat itu tidak cocok untuknya

Penerbangan yang memakan waktu hampir dua belas jam lamanya itu membuat Evan merasa dangat lelah walaupun ia tertidur di dalam pesawat selama penerbangan itu tetap saja tubuhnya terasa kaku dan sakit di kepalanya juga masih belum hilang.Evan tidak mau menghabiskan waktu, dia pergi ke apartemennya nya untuk menaruh koper dan mengambil mobilnya yang bergerak menuju alamat yang diberikan Kenji yaitu apartement Brenda. Evan pikir dia harus bergerak cepat menemui Brenda sebelum Brenda berkerja dan akan sulit baginya menemui wanita itu nantinya.Selama dalam berjalanan, Evan terus membayangkan beberapa hal yang mungkin akan di dapatkannya setelah bertemu Brenda nanti yaitu diacuhkan, mendapatkan pukulan atau diusir paksa nantinya dan kemungkinan Brenda memanggil polisi juga ada.Evan sudah mempersiapkan diri untuk itu, dia juga sudah menyiapkan beberapa perkataan maaf untuknya pada Brenda yang sudah ia siapkan sejak lama. Sungguh, setelah menyadari semuanya ia tidak bisa tenang selama b